Wabah Corona, Luhut: Penurunan Investasi China Hanya Temporer
A
A
A
JAKARTA - Wabah virus corona di China hingga Senin kemarin telah menewaskan 425 orang dan menginfeksi 20.438 orang. Sejumlah negara pun mulai "mengisolasi" China dnegan membatalkan penerbangan dan menghentikan impor produk asal China, termasuk Indonesia.
Pembatalan tersebut telah memukul industri penerbangan dan pariwisata di Indonesia. Bahkan, ditengarai wabah corona akan berdampak pada investasi China di Indonesia.
Seperti diketahui, China merupakan negara kedua yang paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia, setelah Singapura. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat tahun 2019 kemarin, investasi China di Indonesia mencapai USD4,74 miliar dengan 2.130 proyek.
Terkait investasi China, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan penurunan investasi China hanya bersifat temporer alias sementara.
"Seharusnya investasi tidak akan terganggu. Tapi kalau ada penurunan itu temporer," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan terkait berapa besar pengaruh dan kemungkinan penurunan investasi langsung dari China, saat ini pihaknya masih menghitung ulang. Perhitungan juga akan dilakukan pada sektor apa saja yang investasinya berpotensi gagal masuk ke Indonesia karena masalah virus corona.
"Kami akan hitung lagi. Kalau sampai dua bulan virus ini tidak terselesaikan pasti akan berdampak pada realisasi investasi," ujarnya.
Pembatalan tersebut telah memukul industri penerbangan dan pariwisata di Indonesia. Bahkan, ditengarai wabah corona akan berdampak pada investasi China di Indonesia.
Seperti diketahui, China merupakan negara kedua yang paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia, setelah Singapura. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat tahun 2019 kemarin, investasi China di Indonesia mencapai USD4,74 miliar dengan 2.130 proyek.
Terkait investasi China, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan penurunan investasi China hanya bersifat temporer alias sementara.
"Seharusnya investasi tidak akan terganggu. Tapi kalau ada penurunan itu temporer," jelasnya.
Sementara itu, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan terkait berapa besar pengaruh dan kemungkinan penurunan investasi langsung dari China, saat ini pihaknya masih menghitung ulang. Perhitungan juga akan dilakukan pada sektor apa saja yang investasinya berpotensi gagal masuk ke Indonesia karena masalah virus corona.
"Kami akan hitung lagi. Kalau sampai dua bulan virus ini tidak terselesaikan pasti akan berdampak pada realisasi investasi," ujarnya.
(ven)