Holding BUMN Farmasi Incar Pangsa Pasar 10% di 2020
A
A
A
JAKARTA - Holding BUMN sektor farmasi mencanangkan untuk meraih pangsa pasar sekitar 7,5-10% sampai dengan akhir tahun ini. Hal ini seiring kinerja perseroan yang terus meningkat
“Tidak ada (perusahaan farmasi nasional) yang punya pangsa pasar sekitar 100%. Dengan adanya holding ini, kami targetkan 7,5-10% akhir tahun ini,” kata Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basir di Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Dia menambahkan, saat ini pangsa pasar Kimia Farma Tbk sekitar 3,5-4%, dan Indofarma Tbk hanya 0,5%. Kendati demikian, holding BUMN sektor farmasi lebih fokus terhadap menjadi perusahaan manufaktur nomor wahid di Indonesia.
Sebelum terbentuknya holding, sekitar 80% bisnis Kimia Farma dan Indoforma saling beririsan dan bersaing. Dengan terbentuknya holding, maka akan ada penataan bisnis sehingga mampu menunjang visi dan misi holding.
“Sebab, nanti kami memiliki lini bisnis yang terkonsentrasi, misalkan Bio Farma menguasai vaksin, Kimia Farma pada produk farmasi, sedangkan Indofarma di alat kesehatan dan herbal,” tambahnya.
Selain menjadi perusahaan manufaktur nomor satu, dia menekankan dengan berdirinya holding, maka ditargetkan menurunkan impor bahan baku dari 90% menjadi 75%, meningkatkan kapabilitas dan kapasitas end to end industri farmasi Indonesia, meluncurkan 56 obat baru dan mengembangkan healthcare, menekan biaya hingga 12%, serta sinergi dengan holding BUMN Rumah Sakit.
“Jadi, ke depan kalau holding BUMN Rumah Sakit terbentuk, maka kami akan bersinergi. Ini yang akan membuat kita semakin kuat,” jelasnya.
“Tidak ada (perusahaan farmasi nasional) yang punya pangsa pasar sekitar 100%. Dengan adanya holding ini, kami targetkan 7,5-10% akhir tahun ini,” kata Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basir di Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Dia menambahkan, saat ini pangsa pasar Kimia Farma Tbk sekitar 3,5-4%, dan Indofarma Tbk hanya 0,5%. Kendati demikian, holding BUMN sektor farmasi lebih fokus terhadap menjadi perusahaan manufaktur nomor wahid di Indonesia.
Sebelum terbentuknya holding, sekitar 80% bisnis Kimia Farma dan Indoforma saling beririsan dan bersaing. Dengan terbentuknya holding, maka akan ada penataan bisnis sehingga mampu menunjang visi dan misi holding.
“Sebab, nanti kami memiliki lini bisnis yang terkonsentrasi, misalkan Bio Farma menguasai vaksin, Kimia Farma pada produk farmasi, sedangkan Indofarma di alat kesehatan dan herbal,” tambahnya.
Selain menjadi perusahaan manufaktur nomor satu, dia menekankan dengan berdirinya holding, maka ditargetkan menurunkan impor bahan baku dari 90% menjadi 75%, meningkatkan kapabilitas dan kapasitas end to end industri farmasi Indonesia, meluncurkan 56 obat baru dan mengembangkan healthcare, menekan biaya hingga 12%, serta sinergi dengan holding BUMN Rumah Sakit.
“Jadi, ke depan kalau holding BUMN Rumah Sakit terbentuk, maka kami akan bersinergi. Ini yang akan membuat kita semakin kuat,” jelasnya.
(ind)