Konversi Pembangkit Listrik Diesel ke Gas Butuh Investasi Rp22 T
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) akan mengonversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke penggunaan gas alam dengan menggandeng PT Pertamina (Persero). Adapun perkiraan investasi untuk konversi ini sekitar Rp22 triliun.
Wakil Direktur Utama (Wadirut) PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, Pertamina akan membangun infrastruktur gas. Sementara PLN yang akan membeli gas dalam jangka menengah panjang.
"Jadi, kalau mereka membangun investasi di infrastruktur gas yang masif, itu bagaimana cara pengembalian dari investasi ini harus ada anchor buyer yang menggunakan infrastruktur tersebut. Bukan hanya jangka pendek tapi jangka menengah hingga jangka panjang sehingga pengembalian investasinya akan berjalan lebih smooth," ujarnya di Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK), Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Menurut dia, membangun infrastruktur gas memerlukan biaya investasi yang tinggi. Sehingga dengan PLN menjadi achor buyer dan Pertamina membangun infrastruktur gas menjadi kerja sama yang menguntungkan bagi kedua pihak. "Ini kerja sama saling menguntungkan bagi Pertamina sendiri," imbuhnya.
Darmawan melanjutkan, selama ini untuk membangun infrastruktur gas ada halangan untuk masuk ke daerah-daerah yang terpencil. Dengan adanya kerja sama dengan PLN menjadi kesempatan bagi Pertamina untuk bisa masuk hingga daerah terpencil.
Rencananya Pertamina dan PLN akan membuat perusahaan patungan (Join Venture/JV). "Ini masih dalam proses. Kepmen (Keputusan Menteri) juga baru dikeluarkan," tuturnya.
Wakil Direktur Utama (Wadirut) PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, Pertamina akan membangun infrastruktur gas. Sementara PLN yang akan membeli gas dalam jangka menengah panjang.
"Jadi, kalau mereka membangun investasi di infrastruktur gas yang masif, itu bagaimana cara pengembalian dari investasi ini harus ada anchor buyer yang menggunakan infrastruktur tersebut. Bukan hanya jangka pendek tapi jangka menengah hingga jangka panjang sehingga pengembalian investasinya akan berjalan lebih smooth," ujarnya di Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK), Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Menurut dia, membangun infrastruktur gas memerlukan biaya investasi yang tinggi. Sehingga dengan PLN menjadi achor buyer dan Pertamina membangun infrastruktur gas menjadi kerja sama yang menguntungkan bagi kedua pihak. "Ini kerja sama saling menguntungkan bagi Pertamina sendiri," imbuhnya.
Darmawan melanjutkan, selama ini untuk membangun infrastruktur gas ada halangan untuk masuk ke daerah-daerah yang terpencil. Dengan adanya kerja sama dengan PLN menjadi kesempatan bagi Pertamina untuk bisa masuk hingga daerah terpencil.
Rencananya Pertamina dan PLN akan membuat perusahaan patungan (Join Venture/JV). "Ini masih dalam proses. Kepmen (Keputusan Menteri) juga baru dikeluarkan," tuturnya.
(ind)