China Pangkas Tarif Impor Lebih dari 1.700 Produk AS

Jum'at, 07 Februari 2020 - 17:01 WIB
China Pangkas Tarif Impor Lebih dari 1.700 Produk AS
China Pangkas Tarif Impor Lebih dari 1.700 Produk AS
A A A
BEIJING - China berencana menghapus tarif bagi 1.717 barang impor dari Amerika Serikat (AS) di tengah tekanan virus corona terhadap perekonomian Negeri Tirai Bambu -julukan AS-. Pejabat China menerangkan, tarif bea impor untuk beberapa produk akan dipotong menjadi 5% dari sebelumnya 10% dan lainnya dari 5% menjadi 2,5%.

Seperti diketahui kedua ekonomi terbesar dunia itu telah terjebak dalam perang dagang berkepanjangan, dimana baik AS dan China mengenakan tarif untuk produk impor dari masing-masing negara. Namun seperti dilansir BBC, kesepakatan tahap pertama berhasil diteken bulan lalu, dimana China berjanji meningkatkan impor dari AS mencapai senilai USD200 miliar.

Hal ini menjadi pengumuman terbaru, dimana China bakal mengurangi tarif bea impor mereka sebagai respons dari kesepakatan fase pertama penyelesaian perang dagang. Sementara itu perekonomian China tengah berada di bawah tekanan tahun ini usai menyebarnya wabah cirus corona mengancam upaya perbaikan kondisi ekonomi Beijing.

Seperti diketahui dampak virus Corona membuat pabrik dari perusahaan multinasional memilih tutup untuk membuat sektor manufakturnya menghadapi penurunan produksi yang sangat parah. Pemotongan tarif mencakup produk AS yang akan datang ke China dengan nilai USD75 miliar dan mulai berlaku pada 14 Februari, mendatang.

Hal serupa kabarnya bakal dilakukan AS juga mengurangi beberapa tarif terhadap impor China sebagai bagian dari perjanjian. Langkah ini dipandang sebagai poin penting menuju penghentian perang Dagang AS-China.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Keuangan China mengatakan tujuannya adalah "untuk mempromosikan perkembangan yang sehat dan stabil antara AS dan China. Baik ekonomi dan hubungan perdagangan," paparnya.

Berbicara tentang waktu pengurangan tarif, Julian Evans-Pritchard, ekonom senior China di Capital Economics, mengutarakan "mungkin mereka ingin menunjukkan niat baik dan mengirim pesan bahwa mereka masih berkomitmen untuk de-eskalasi ketegangan perdagangan meskipun coronavirus menunda impor mereka dari AS," terang Julian.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0533 seconds (0.1#10.140)