Anggaran Belanja Akan Dipacu untuk Tingkatkan Daya Beli Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan terus menggenjot penggunaan anggaran belanja untuk meningkatkan konsumsi masyarakat. Pasalnya, di 2019 pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5,02% atau meleset dari target pemerintah sebesar 5,2%.
Adapun penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi antara lain akibat daya beli masyarakat yang menurun. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimistis konsumsi masyarakat akan lebih tinggi di kuartal I/2020 untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Kita akan akan terus memantau ya dari daya beli masyarakat dan consumer confidence tentunya dari berbagai faktor yang sekarang uncertainty-nya masih tinggi. Kita akan coba pacu untuk meningkatkan belanja yang sekarang sedang dilakukan para menteri," ujar Sri Mulyani di Jakarta, baru-baru ini.
Dia pun merinci untuk meningkatkan daya bdli konsumsi dengan menggunakan anggaran belanjaa yakni pencairan dana desa, dana operasi sekolah serta dana haji. "Kita lihat tadi transfer ke daerah dan BKH, dana desa, dana operasi sekolah semua itu dilakukan semua yang merupakan Anggaran pemerintah yang bisa direct langsung kepada masyarakat. Kita harapkan ini akan meningkatkan kemampuan dari masyarakat utnuk bisa mengimbangi ketidakpastian yang ada," katanya.
Sebelumnya, BPS memang mecatat adanya perlambatan konsumsi rumah tangga di kuartal IV/2019. Adapun konsumsi rumah tangga pada kuartal IV/2019 hanya tumbuh sebesar 4,97%. Padahal setiap tahun pertumbuhan konsumsi rumah tangga selalu berada di atas 5%. Sementara kontribusi konsumsi rumah tangga 57,32% pada produk domestik bruto (PDB) atas harga berlaku yang tercatat sebesar Rp15,833,9 triliun.
Adapun penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi antara lain akibat daya beli masyarakat yang menurun. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimistis konsumsi masyarakat akan lebih tinggi di kuartal I/2020 untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Kita akan akan terus memantau ya dari daya beli masyarakat dan consumer confidence tentunya dari berbagai faktor yang sekarang uncertainty-nya masih tinggi. Kita akan coba pacu untuk meningkatkan belanja yang sekarang sedang dilakukan para menteri," ujar Sri Mulyani di Jakarta, baru-baru ini.
Dia pun merinci untuk meningkatkan daya bdli konsumsi dengan menggunakan anggaran belanjaa yakni pencairan dana desa, dana operasi sekolah serta dana haji. "Kita lihat tadi transfer ke daerah dan BKH, dana desa, dana operasi sekolah semua itu dilakukan semua yang merupakan Anggaran pemerintah yang bisa direct langsung kepada masyarakat. Kita harapkan ini akan meningkatkan kemampuan dari masyarakat utnuk bisa mengimbangi ketidakpastian yang ada," katanya.
Sebelumnya, BPS memang mecatat adanya perlambatan konsumsi rumah tangga di kuartal IV/2019. Adapun konsumsi rumah tangga pada kuartal IV/2019 hanya tumbuh sebesar 4,97%. Padahal setiap tahun pertumbuhan konsumsi rumah tangga selalu berada di atas 5%. Sementara kontribusi konsumsi rumah tangga 57,32% pada produk domestik bruto (PDB) atas harga berlaku yang tercatat sebesar Rp15,833,9 triliun.
(fjo)