Investasi Kelistrikan Ditargetkan Capai USD39 Miliar Hingga 2024

Jum'at, 21 Februari 2020 - 14:14 WIB
Investasi Kelistrikan...
Investasi Kelistrikan Ditargetkan Capai USD39 Miliar Hingga 2024
A A A
JAKARTA - Pemerintah menargetkan investasi di sektor ketenagalistrikan pada 2024 mencapai USD39 miliar. Target tersebut didasarkan pada realisasi investasi ketenagalistrikan yang meningkat dari tahun 2018 sebesar USD11,29 miliar menjadi USD12 miliar pada 2019 lalu.

“Pertumbuhan investasi sektor listrik makin lama makin baik. Ini membuat kami yakin mematok angka USD39 miliar dalam lima tahun ke depan,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, Jumat (21/2/2020).

Menurut dia, perubahan mekanisme pelayanan dari offline ke online menjadi faktor utama dalam membangun kepercayaan investor. Selain itu, penyederhanaan yang dilakukan Kementerian ESDM di sejumlah regulasi kini menjadikan perizinan semakin mudah dilakukan.

“Ini bukti keseriusan kami menjadikan sektor ESDM lebih sederhana memangkas waktu perizinan dan tak terlalu birokratis sesuai arahan Presiden Jokowi,” kata Agung.

Adapun target keseluruhan investasi pada 2024 tersebut dihitung dari proyeksi dari tahun 2020. Pada tahun ini, investasi ketenagalistrikan ditargetkan mencapai USD20 miliar. Selanjutnya, investasi pada 2021 diproyeksikan menjadi USD 10 miliar, USD8 miliar di 2022, USD7 miliar di 2023, dan USD3 miliar di 2024 nanti.

“Tahun 2020 memang puncaknya. Ini tak lepas dari penyelesaian Program 35.000 Megawatt (MW) yang akan beroperasi penuh pada 2029 nanti,” tutur Agung.

Selain megaproyek tersebut, kucuran dana investasi juga ditargetkan akan didapat dari pembangunan transmisi, gardu induk, dan sejumlah proyek ketenagalistrikan strategis lainnya.

Proyeksi investasi ketenagalistrikan sebesar USD39 miliar tersebut belum termasuk investasi listrik dari energi terbarukan. “Di 2024, energi terbarukan dikebut guna mendongrak capaian bauran energi. Ini kesempatan bagus bagi investor yang masuk,” ujarnya.

Sementara untuk investasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) hingga 2024 mendatang ditargetkan mencapai sekitar USD20 miliar. Adapun investasi EBTKE diperoleh dari peluang lapangan kerja di sektor energi baru terbarukan akan meningkat.

Agung mengungkapkan, nilai investasi tersebut dibutuhkan untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025 nanti. “Jika target USD20 miliar terealisasi, maka akan membuka lapangan kerja baru sekaligus bisa mengakselerasi capaian bauran energi,” kata dia.

Dia mengatakan bahwa target investasi energi terbarukan akan terus naik ke depannya. Pada 2020 ini, pemerintah menargetkan investasi energi baru terbarukan USD2 miliar.

Selanjutnya, investasi ini ditargetkan naik menjadi USD4 miliar pada 2021, USD5 miliar pada 2022, USD 4 miliar pada 2023, dan USD5 miliar pada 2025. “Kami memperkirakan nilai investasi ini mampu serap tenaga kerja melebihi tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.

Saat ini, pemerintah berkomitmen meningkatkan penambahan kapasitas pembangkit energi terbarukan hingga 9.051 MW dalam lima tahun. Rinciannya, kapasitas pembangkit energi terbarukan ditargetkan sebesar 687 MW pada 2020, meningkat ke 1.001 MW pada 2021, 1.922 MW pada 2022, 1.778 MW pada 2023, dan 3.664 MW pada 2024 mendatang.

Agung mengungkapkan, elektrifikasi di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) juga masih menjadi fokus utama melalui pemanfaatan energi terbarukan dengan harga yang kompetitif.

“Energi lokal setempat bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi pembangkit yang murah dan mudah didapatkan, PLTMH, PLTS, biogas, biomassa, juga potensi-potensi lainnya,” kata Agung.

Adapun upaya lain yang ditempuh Kementerian ESDM untuk meningkatkan investasi dan mendorong lahirnya kesempatan kerja sektor ESDM dilakukan melalui penyederhanaan regulasi, pemanfaatan lahan bekas tambang, hingga peningkatan program biodiesel.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5812 seconds (0.1#10.140)