Dua Wamen BUMN Rangkap Jadi Komisaris Dipastikan Tak Ganggu Kinerja
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan, penempatan dua Wakil Menteri (Wamen) BUMN Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo yang merangkap menjadi komisaris di perusaahan plat merah tidak akan ganggu kinerja. Adapun Budi Gunadi diketahui menjabat komisaris di PT Pertamina (Persero), sementara itu Tiko, sapaan akrab Kartika, menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Hal ini menanggapi penilaian beberapa kalangan yang mengkhawatirkan tugas dua Wamen ini tidak akan maksimal jika merangkap jabatan antara wakil menteri dengan komisaris BUMN. "Kalau kita lihat struktur perusahaan BUMN di perusahaannya, benar dan salah, ada perwakilan pemerintah gak? dan itu bukan kebijakan baru. Tetapi yang pasti menarik kita memasukkan komisaris-komisaris independen," ujar Erick di Kementerian BUMN , Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Dia mencontohkan, terkait penunjukkan Yenny Wahid sebagai komisaris independen di Garuda Indonesia. Sebagai komisaris independen, Erick menyebut tugas Yenny adalah mewakili kepentingan publik dan tidak ada kepentingan dari pihak mana pun.
"Ketika dia bicara dari hati ke hati kan simple. 'Ibu enggak wakilin saya, ibu wakilin publik, apalagi di Garuda itu tidak hanya ada isu korporasi dan lainnya'. Yang terbaik ya Bu Yenny meskipun dia bilang pre judice, ya namanya pemilihan engga ada yang sempurna," kata dia.
Terkait penempatan Tiko yang sebelumnya menjabat Komisaris Utama Bank Mandiri dan kini menjadi Komisaris Utama Bank BRI, Erick menyebut tugas yang diberikan kepadanya adalah untuk meningkatkan kinerja BRI. Meskipun diakui olehnya bidang Mandiri dan BRI berbeda.
"BRI lebih mikro dan ada salah satu yang didiskusikan kementerian bagaimana BRI bersinergi dengan PMN (Permodalan Nasional Madani) UKM-UKM pembiayaan lainnya supaya lebih efisien, apakah namanya Mekaar dan lain-lain. Ini yang lagi kita programkan salah satu di BRI dengan networknya. Sama juga kenapa kita perlu Pak Budi di Pertamina karena Pertamina sudah ada minyak, ada gas dan sebagainya," paparnya.
Hal ini menanggapi penilaian beberapa kalangan yang mengkhawatirkan tugas dua Wamen ini tidak akan maksimal jika merangkap jabatan antara wakil menteri dengan komisaris BUMN. "Kalau kita lihat struktur perusahaan BUMN di perusahaannya, benar dan salah, ada perwakilan pemerintah gak? dan itu bukan kebijakan baru. Tetapi yang pasti menarik kita memasukkan komisaris-komisaris independen," ujar Erick di Kementerian BUMN , Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Dia mencontohkan, terkait penunjukkan Yenny Wahid sebagai komisaris independen di Garuda Indonesia. Sebagai komisaris independen, Erick menyebut tugas Yenny adalah mewakili kepentingan publik dan tidak ada kepentingan dari pihak mana pun.
"Ketika dia bicara dari hati ke hati kan simple. 'Ibu enggak wakilin saya, ibu wakilin publik, apalagi di Garuda itu tidak hanya ada isu korporasi dan lainnya'. Yang terbaik ya Bu Yenny meskipun dia bilang pre judice, ya namanya pemilihan engga ada yang sempurna," kata dia.
Terkait penempatan Tiko yang sebelumnya menjabat Komisaris Utama Bank Mandiri dan kini menjadi Komisaris Utama Bank BRI, Erick menyebut tugas yang diberikan kepadanya adalah untuk meningkatkan kinerja BRI. Meskipun diakui olehnya bidang Mandiri dan BRI berbeda.
"BRI lebih mikro dan ada salah satu yang didiskusikan kementerian bagaimana BRI bersinergi dengan PMN (Permodalan Nasional Madani) UKM-UKM pembiayaan lainnya supaya lebih efisien, apakah namanya Mekaar dan lain-lain. Ini yang lagi kita programkan salah satu di BRI dengan networknya. Sama juga kenapa kita perlu Pak Budi di Pertamina karena Pertamina sudah ada minyak, ada gas dan sebagainya," paparnya.
(akr)