Kurs Rupiah Kembali Tertekan Saat Yen Jepang Menanjak Naik
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Selasa (3/3/2020) ditutup kembali tertekan setelah sempat membaik hingga sesi siang tadi. Tergelincirnya mata uang Garuda hari ini mengiringi penguatan Yen Jepang yang dinilai mata uang safe haven terhadap dolar AS.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah kembali melemah pada level Rp14.275/USD di akhir sesi atau turun tipis dari penutupan sebelumnya Rp14.260/USD. Laju negatif kurs rupiah bergerak pada kisaran Rp14.215 sampai dengan Rp14.409/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga menyusut menjadi Rp14.282 per USD dari sesi penutupan kemarin yang bertengger di Rp14.265/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.202-Rp14.283/USD.
Sementara berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore terlihat menujukkan pelemahan yakni Rp14.235/USD. Raihan tersebut terjadi saat tekanan global masih membayangi pergerakan mata uang Garuda usai kemarin bertengger pada posisi Rp14.207/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona hijau ke posisi Rp14.222 per USD untuk mengakhiri perdagangan dengan lanjutan perbaikan. Posisi ini memperlihatkan rupiah bangkit usai kemarin berada di Rp14.413/USD.
Di sisi lain seperti dilansir CNBC, mata uang safe-haven seperti Yen Jepang dan Franc Swiss memperoleh dorongan saat berhadap dengan dolar AS pada perdagangan, Selasa hari ini. Investor masih menakar kelonggaran moneter sejauh mana dapat memerangi kerusakan ekonomi dari wabah virus corona.
Dolar turun sebanyak 0,5% menjadi 107,67 saat berhadapan dengan Yen Jepang. Setelah Franc Swiss melaporkan, bahwa pernyataan G7 tidak memiliki janji fiskal atau moneter. Namun bank sentral Eropa mengatakan sudah siap untuk mengambil langkah untuk melawan efek virus, Euro jatuh dari level tertinggi lima pekan pada hari ini.
Indeks dolar tercatat 0,1% lebih tinggi pada posisi 97,641 terhadap mata uang utama lainnya. Sedangkan Dolar Australia memperoleh dorongan setelah Reserve Bank of Australia (RBA) memotong suku bunga 25 basis poin, seperti yang diantisipasi.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah kembali melemah pada level Rp14.275/USD di akhir sesi atau turun tipis dari penutupan sebelumnya Rp14.260/USD. Laju negatif kurs rupiah bergerak pada kisaran Rp14.215 sampai dengan Rp14.409/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga menyusut menjadi Rp14.282 per USD dari sesi penutupan kemarin yang bertengger di Rp14.265/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.202-Rp14.283/USD.
Sementara berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore terlihat menujukkan pelemahan yakni Rp14.235/USD. Raihan tersebut terjadi saat tekanan global masih membayangi pergerakan mata uang Garuda usai kemarin bertengger pada posisi Rp14.207/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona hijau ke posisi Rp14.222 per USD untuk mengakhiri perdagangan dengan lanjutan perbaikan. Posisi ini memperlihatkan rupiah bangkit usai kemarin berada di Rp14.413/USD.
Di sisi lain seperti dilansir CNBC, mata uang safe-haven seperti Yen Jepang dan Franc Swiss memperoleh dorongan saat berhadap dengan dolar AS pada perdagangan, Selasa hari ini. Investor masih menakar kelonggaran moneter sejauh mana dapat memerangi kerusakan ekonomi dari wabah virus corona.
Dolar turun sebanyak 0,5% menjadi 107,67 saat berhadapan dengan Yen Jepang. Setelah Franc Swiss melaporkan, bahwa pernyataan G7 tidak memiliki janji fiskal atau moneter. Namun bank sentral Eropa mengatakan sudah siap untuk mengambil langkah untuk melawan efek virus, Euro jatuh dari level tertinggi lima pekan pada hari ini.
Indeks dolar tercatat 0,1% lebih tinggi pada posisi 97,641 terhadap mata uang utama lainnya. Sedangkan Dolar Australia memperoleh dorongan setelah Reserve Bank of Australia (RBA) memotong suku bunga 25 basis poin, seperti yang diantisipasi.
(akr)