Ekspor Rumput Laut ke China Tak Terkendala Corona
A
A
A
BATAM - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melepas ekspor 53 ton rumput laut kering dari Batam, Kepulauan Riau ke China. Ekspor senilai lebih dari Rp159 juta itu tidak terkendala virus corona yang sedang melanda beberapa wilayah Negeri Tirai Bambu itu.
“Alhamdulillah tidak ada kesulitan dan ekspor terus berjalan,” ujar Menteri Edhy di lokasi pelepasan ekspor di Batam, Rabu (4/3/2020).
Rumput laut kering yang diekspor ini merupakan hasil produksi PT Kencana Bumi Sukses. Dalam sebulan, perusahaan ini bisa menghasilkan 200 ton rumput laut kering. Perusahaan milik Wahyudi ini juga termasuk aktif mengirimkan rumput laut ke China, Vietnam dan Singapura.
Sepanjang tahun lalu, total ekspornya mencapai 1.371 ton dengan nilai Rp4,48 miliar. Sedangkan ekspor hari ini, merupakan ketiga kalinya selama Februari 2020 dan semuanya dikirim ke China.
Menteri Edhy pun mengapresiasi langkah BKIPM Batam yang mau jemput bola ke pelaku usaha, sehingga proses ekspor rumput laut kering jadi lebih mudah. Soal masih adanya kendala lahan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemda dan kementerian lain untuk mencari jalan keluar.
Mencari rumput laut tadinya tak menarik minat masyarakat Batam. Alasannya, harga jual komoditas tersebut begitu murah. Namun sejak adanya usaha rumput laut kering, masyarakat mulai tertarik mencari rumput laut. Harganya pun merangkak naik.
Ada sekitar 300 nelayan yang menggeluti bidang ini sekarang. “Tadinya rumput laut ini gak laku, ini belum dibudidaya loh sudah bisa ekspor. Seandanya sudah di budidaya apalagi,” tambahnya.
Menurut Edhy, rumput laut Batam sangat potensial dikembangkan menjadi budidaya. Jumlahnya mencapai 5.000 ton, namun yang termanfaatkan baru 2%. Sehingga ia mendorong masyarakat dan pemda dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Edhy berharap KKP melakukan terobosan-terobosan yang bertujuan mempermudah proses budidaya di tengah masyarakat. Dengan begitu, perputaran ekonomi berjalan maksimal dan penghasilan masyarakat bisa meningkat. Sebagai informasi, Menteri Edhy memang tengah fokus mengembangkan sektor budidaya Tanah Air.
Sementara itu, Wahyudi memastikan pengiriman rumput laut kering ke China tidak mengalami kendala karena daerah tujuan pengiriman bukan zona merah virus corona.
“Alhamdulillah tidak ada kesulitan dan ekspor terus berjalan,” ujar Menteri Edhy di lokasi pelepasan ekspor di Batam, Rabu (4/3/2020).
Rumput laut kering yang diekspor ini merupakan hasil produksi PT Kencana Bumi Sukses. Dalam sebulan, perusahaan ini bisa menghasilkan 200 ton rumput laut kering. Perusahaan milik Wahyudi ini juga termasuk aktif mengirimkan rumput laut ke China, Vietnam dan Singapura.
Sepanjang tahun lalu, total ekspornya mencapai 1.371 ton dengan nilai Rp4,48 miliar. Sedangkan ekspor hari ini, merupakan ketiga kalinya selama Februari 2020 dan semuanya dikirim ke China.
Menteri Edhy pun mengapresiasi langkah BKIPM Batam yang mau jemput bola ke pelaku usaha, sehingga proses ekspor rumput laut kering jadi lebih mudah. Soal masih adanya kendala lahan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemda dan kementerian lain untuk mencari jalan keluar.
Mencari rumput laut tadinya tak menarik minat masyarakat Batam. Alasannya, harga jual komoditas tersebut begitu murah. Namun sejak adanya usaha rumput laut kering, masyarakat mulai tertarik mencari rumput laut. Harganya pun merangkak naik.
Ada sekitar 300 nelayan yang menggeluti bidang ini sekarang. “Tadinya rumput laut ini gak laku, ini belum dibudidaya loh sudah bisa ekspor. Seandanya sudah di budidaya apalagi,” tambahnya.
Menurut Edhy, rumput laut Batam sangat potensial dikembangkan menjadi budidaya. Jumlahnya mencapai 5.000 ton, namun yang termanfaatkan baru 2%. Sehingga ia mendorong masyarakat dan pemda dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Edhy berharap KKP melakukan terobosan-terobosan yang bertujuan mempermudah proses budidaya di tengah masyarakat. Dengan begitu, perputaran ekonomi berjalan maksimal dan penghasilan masyarakat bisa meningkat. Sebagai informasi, Menteri Edhy memang tengah fokus mengembangkan sektor budidaya Tanah Air.
Sementara itu, Wahyudi memastikan pengiriman rumput laut kering ke China tidak mengalami kendala karena daerah tujuan pengiriman bukan zona merah virus corona.
(poe)