Sukses Gaet Milenial dengan Creative Content Marketing Unik ala Topscore

Rabu, 04 Maret 2020 - 18:26 WIB
Sukses Gaet Milenial...
Sukses Gaet Milenial dengan Creative Content Marketing Unik ala Topscore
A A A
JAKARTA - Modal terbatas tak menjadi kendala bagi suatu bisnis untuk berkembang. Dengan strategi bisnis yang tepat, pasar yang tersegmentasi dan sigap beradaptasi, perkembangan bisnis mampu dipacu berlipat-lipat.

Hal ini dibuktikan oleh Topscore, bisnis toko penjual sepatu sport di Depok, yang sukses menggaet pasar kaum milenial dengan strategi bisnisnya yang menggunakan creative content marketing unik.

"Toko saya terkenal di Depok sebagai toko yang sering bikin macet. Sebelum merintis bisnis ini, saya sadar bahwa kelebihan saya di marketing. Dalam dunia bisnis penjualan sepatu, saya membuat visual konten baik itu video dan gambar yang relatable sama segmentasi pasar saya," ujar CEO Topscore Imam Choirul dalam talkshow #GotongRoyongTalks bersama Komunitas Sahabat UMKM BPD DKI Jakarta di MNC X Kolega di Park Tower Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Ia menceritakan bahwa dalam menjual sepatu, Topscore bersaing dengan bisnis penjualan sepatu lainnya yang berada di mal-mal besar. "Toko kita di pinggir jalan. Saya harus membuat orang-orang tidak lagi membeli di mal, tapi di toko saya. Saya tidak membuat produk, tugas saya adalah mencari customer untuk membeli produk," ungkap Imam.

Yang paling membedakan bisnisnya dengan bisnis lainnya adalah penggunaan konten kreatif, strategi ini yang jarang ada di industri sepatu nasional. "Kebanyakan mereka (para pesaing) belum punya Instagram, foto seadanya, dan tidak adaptif terhadap situasi, kondisi, dan segmentasinya. Karena segmentasi saya milenial, tentunya saya pakai konten yang relatable," terang Imam.

Ia mengatakan bahwa cara membesarkan brand bukan hanya dari toko, tetapi terus responsif terhadap segmentasi konsumen. "Kami membuat iklan promosi buy 1 get 1 yang unik ala iklan lucu Thailand, ternyata responsnya sangat heboh, besoknya toko kami sampai membuat kemacetan akibat ramainya pengunjung, sampai-sampai kami didatangi polisi," kisahnya.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa bisnisnya berjalan tanpa disentuh dana investor sedikitpun. Aset awal bisnisnya sejumlah Rp150-200 juta, saat ini sudah mencapai Rp6-7 miliar, atau melonjak 35 kali lipat.

"Ada yang namanya reinvestment di dunia usaha dimana dana yang disisihkan harus ditargetkan dari total margin untuk dilarikan ke modal. Reinvestment ini kadang dimanfaatkan dengan kurang bijak dan pengusaha pemula cenderung menggunakan dananya secara konsumtif sehingga aset tidak berkembang," terang Imam.

Ia juga menjelaskan bahwa saat ini, modal bukan hanya modal uang, tetapi juga modal digital. "Dari channel Youtube, saya sudah dapat puluhan juta rupiah tiap bulan. Banyak orang-orang di luar sana yang modal digitalnya lebih banyak," tandas Imam. Ia juga memberikan saran untuk memanfaatkan needs content dan momentum content bagi para pebisnis online.

"Needs content adalah konten yang digunakan setiap hari dan kapanpun dicari. Momentum content adalah konten yang menyesuaikan waktu atau isu yang booming. Misal merebaknya virus Corona, kami bikin jargon #KickCorona, dan memastikan toko kami steril dengan pembersihan rutin, hand sanitizer, dan air purifier," tutup Imam.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7786 seconds (0.1#10.140)