Mandiri Investasi Bidik Total Dana Kelolaan Rp66 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) hingga akhir 2019 berhasil mencapai Asset Under Management (AUM) Reksa Dana sebesar Rp44,9 triliun.
Direktur Utama Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa mengatakan untuk mempertahankan posisi perseroan sebagai salah satu market leader di industri Reksa Dana Nasional, perusahaan telah menyiapkan complimentary ecosystem agar para investor tetap dapat berinvestasi secara optimal di tengah situasi perekonomian global dan nasional saat ini.
“Mandiri Investasi telah menyiapkan berbagai ekosistem dalam menyiasati era disrupsi ini. Contohnya kami memiliki produk Reksa Dana yang memiliki fitur pencairan di hari yang sama yang dikenal dengan nama Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang 2 (MIPU2),” kata Alvin di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Menurut dia, Reksa Dana ini untuk mendukung ekosistem digital dengan menyasar e-wallet dari industri fintech. Selain itu Mandiri Investasi juga telah memiliki produk Reksa Dana all weather fund yaitu Reksa Dana Mandiri Investasi Obligasi Nasional bagi investor yang ingin memilliki fleksibilitas untuk berinvestasi dalam surat utang negara berdenominasi dolar AS dan Rupiah.
“Tidak hanya itu, kami juga memiliki produk Reksa Dana yang telah di revamp dengan tema global disruption yaitu Reksa Dana Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) yang berinvestasi pada portofolio Efek Syariah Luar Negeri yang memiliki kemampuan untuk melakukan disruptions pada level global,” tambahnya.
Mandiri Investasi juga memiliki produk yang memberikan disruptions kepada produk konvensional industri Reksa Dana yaitu produk-produk Investasi Alternatif seperti KIK EBA, KIK DINFRA, dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
Pada tahun ini, perseroan juga berencana menerbitkan produk inovatif Investasi Alternatif lainnya yaitu KIK EBA Syariah dan DINFRA lanjutan.
“Berlatar belakang kondisi global yang cenderung positif akan menjadi modal yang baik untuk pergerakan pasar keuangan di 2020, khususnya untuk kelas aset berisiko tinggi seperti saham,” kata Alvin.
Di sisi lain, diperkirakan kebijakan moneter yang cukup longgar dari bank sentral AS juga masih akan tetap berlanjut, sehingga Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk melakukan satu atau dua kali pemotongan suku bunga di tahun 2020 yang akan berdampak positif bagi kelas aset pendapatan tetap.
“Dengan strategi tersebut, Mandiri Investasi optimis targetkan Total Dana Kelolaan tembus hingga Rp66 triliun di tahun 2020,” jelasnya.
Direktur Utama Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa mengatakan untuk mempertahankan posisi perseroan sebagai salah satu market leader di industri Reksa Dana Nasional, perusahaan telah menyiapkan complimentary ecosystem agar para investor tetap dapat berinvestasi secara optimal di tengah situasi perekonomian global dan nasional saat ini.
“Mandiri Investasi telah menyiapkan berbagai ekosistem dalam menyiasati era disrupsi ini. Contohnya kami memiliki produk Reksa Dana yang memiliki fitur pencairan di hari yang sama yang dikenal dengan nama Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang 2 (MIPU2),” kata Alvin di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Menurut dia, Reksa Dana ini untuk mendukung ekosistem digital dengan menyasar e-wallet dari industri fintech. Selain itu Mandiri Investasi juga telah memiliki produk Reksa Dana all weather fund yaitu Reksa Dana Mandiri Investasi Obligasi Nasional bagi investor yang ingin memilliki fleksibilitas untuk berinvestasi dalam surat utang negara berdenominasi dolar AS dan Rupiah.
“Tidak hanya itu, kami juga memiliki produk Reksa Dana yang telah di revamp dengan tema global disruption yaitu Reksa Dana Mandiri Global Sharia Equity Dollar (MGSED) yang berinvestasi pada portofolio Efek Syariah Luar Negeri yang memiliki kemampuan untuk melakukan disruptions pada level global,” tambahnya.
Mandiri Investasi juga memiliki produk yang memberikan disruptions kepada produk konvensional industri Reksa Dana yaitu produk-produk Investasi Alternatif seperti KIK EBA, KIK DINFRA, dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
Pada tahun ini, perseroan juga berencana menerbitkan produk inovatif Investasi Alternatif lainnya yaitu KIK EBA Syariah dan DINFRA lanjutan.
“Berlatar belakang kondisi global yang cenderung positif akan menjadi modal yang baik untuk pergerakan pasar keuangan di 2020, khususnya untuk kelas aset berisiko tinggi seperti saham,” kata Alvin.
Di sisi lain, diperkirakan kebijakan moneter yang cukup longgar dari bank sentral AS juga masih akan tetap berlanjut, sehingga Bank Indonesia masih memiliki ruang untuk melakukan satu atau dua kali pemotongan suku bunga di tahun 2020 yang akan berdampak positif bagi kelas aset pendapatan tetap.
“Dengan strategi tersebut, Mandiri Investasi optimis targetkan Total Dana Kelolaan tembus hingga Rp66 triliun di tahun 2020,” jelasnya.
(ind)