Sinergi 4 Lembaga Dorong Kehadiran Pabrik Percontohan Bahan Bakar Nabati

Kamis, 05 Maret 2020 - 20:09 WIB
Sinergi 4 Lembaga Dorong...
Sinergi 4 Lembaga Dorong Kehadiran Pabrik Percontohan Bahan Bakar Nabati
A A A
BANDUNG - PT Pertamina (Persero) bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Balitbang ESDM), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Pupuk Indonesia dan Institut teknologi Bandung (ITB) akan mendorong pembangunan pabrik percontohan Bahan Bakar Nabati (BBN) Biohidrokarbon di area pabrik Pupuk Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan.

Pabrik ini akan memproduksi diesel biohidrokarbon, terutama Bioavtur J100 yang akan digunakan untuk uji properti, uji statik, dan uji terbang. Pabrik percontohan dirancang dengan kapasitas 1.000 liter diesel biohidrokarbon atau Bioavtur perhari.

Rencana pembangunan pabrik contoh tersebut diawali dengan Nota Kesepahaman terkait Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) yang ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Kepala Balitbang ESDM Dadan Kusdiana, Direktur Utama BPDP KS Dono Boestami, Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat dan Rektor ITB, Reini D. Wirahadikusumah di Gedung Aula Barat, ITB di Bandung.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, setelah penandatangan Nota Kesepahaman, Pertamina dan ITB akan menyusun perencanaan dan kajian, monitoring, evaluasi teknis dan hukum untuk penelitian hingga strategi komersialisasi teknologi untuk optimalisasi pengembangan pemanfaatan BBN.

“Selain menyusun perencanaan, Pertamina dan 4 lembaga lainnya akan melakukan penguatan kompetensi sumber daya manusia dan alih teknologi dan ilmu pengetahuan antarinstansi,” ujar Fajriyah.

Di samping itu, kerja sama ini juga akan mendorong pembangunan pabrik percontohan Bahan Bakar Nabati (BBN) Biohidrokarbon di area pabrik Pupuk Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan.

Menurut Fajriyah, pabrik percontohan BBN biohidrokarbon tersebut dirancang untuk mengolah bahan baku berupa minyak nabati industrial (industrial vegetable oil/IVO) menjadi diesel biohidrokarbon dan minyak laurat industrial (industrial lauric oil/ILO) menjadi bioavtur. “Pembangunan dan pengoperasian pabrik contoh ini diperkirakan akan memerlukan anggaran sekitar Rp75 miliar per tahun,” tandasnya.
(akr)
Berita Terkait
Harga Biodiesel di Desember...
Harga Biodiesel di Desember Naik Menjadi Rp9.505/liter
Seberapa Hijaukah Bahan...
Seberapa Hijaukah Bahan Bakar Nabati? Awas Klaim Menyesatkan!
Ethanol untuk BBN Tanpa...
Ethanol untuk BBN Tanpa Cukai Bakal Jadi Magnet Bagi Dunia Usaha
Takut Pandemi, Alokasi...
Takut Pandemi, Alokasi Biodiesel Tahun Depan agak Mengering
Uji Jalan Rampung, Bahan...
Uji Jalan Rampung, Bahan Bakar Nabati B40 Segera Meluncur
Biodiesel B35 Resmi...
Biodiesel B35 Resmi Diterapkan Mulai 1 Februari 2023, Segini Harganya
Berita Terkini
Bos Danantara: Indonesia...
Bos Danantara: Indonesia Punya Ruang Besar bagi Investasi Asing
2 jam yang lalu
AQUA Kolaborasi dengan...
AQUA Kolaborasi dengan Masjid Istiqlal Gelar Edukasi Sehat Menyambut Ramadan
2 jam yang lalu
MSIG Life Tuntaskan...
MSIG Life Tuntaskan Pembayaran Klaim dan Manfaat Rp752 Miliar di 2024
3 jam yang lalu
Lestarikan Terumbu Karang,...
Lestarikan Terumbu Karang, PHE ONWJ Kembangkan Inovasi Paranje
4 jam yang lalu
CEO Danantara: Investasi...
CEO Danantara: Investasi Harus Pacu Kualitas SDM Indonesia
4 jam yang lalu
Bank Teratas Dunia Ini...
Bank Teratas Dunia Ini Ramal Dolar AS Bisa Kehilangan Status Global
5 jam yang lalu
Infografis
4 Alasan NATO Bisa Runtuh...
4 Alasan NATO Bisa Runtuh Seperti Balon yang Bocor
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved