BI Catat Indeks Penjualan Riil Januari Turun 17,6 Poin
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia mencatat Indeks Penjualan Riil (IPR) atau eceran pada Januari 2020 tercatat sebesar 217,5, turun 17,6 poin dibandingkan indeks Desember 2019 sebesar 235,1.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI, Onny Widjarnako, mengatakan penurunan indeks ini disebabkan oleh penurunan penjualan subkelompok sandang dan perlambatan pertumbuhan penjualan kelompok suku cadang dan aksesoris.
"Meski demikian, secara tahunan pertumbuhan penjualan eceran Januari 2020 sedikit membaik atau tumbuh sebesar minus 0,3% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan eceran tahunan Desember 2019 sebesar minus 0,5% (yoy)," ujar Onny di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Sementara itu, penjualan eceran diprakirakan melemah pada Februari 2020. Hal ini terindikasi dari pertumbuhan IPR Februari 2020 yang diprakirakan minus 1,9% (yoy).
Lanjut Onny, penurunan eceran bulan Februari terutama disebabkan oleh penurunan penjualan subkelompok sandang dan peralatan informasi dan komunikasi serta perlambatan pertumbuhan penjualan kelompok suku cadang dan aksesori serta makanan, minuman dan tembakau.
Hasil survei juga mengindikasikan tekanan harga di tingkat pedagang eceran meningkat dalam tiga bulan mendatang atau April 2020, namun menurun dalam enam bulan mendatang atau Juli 2020.
Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang yang sebesar 165,5 (April 2020), lebih tinggi dibandingkan 160,2 pada bulan sebelumnya, serta IEH enam bulan yang akan datang yang sebesar 161,8, (Juli 2020), lebih rendah dari 166,0 pada bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI, Onny Widjarnako, mengatakan penurunan indeks ini disebabkan oleh penurunan penjualan subkelompok sandang dan perlambatan pertumbuhan penjualan kelompok suku cadang dan aksesoris.
"Meski demikian, secara tahunan pertumbuhan penjualan eceran Januari 2020 sedikit membaik atau tumbuh sebesar minus 0,3% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan eceran tahunan Desember 2019 sebesar minus 0,5% (yoy)," ujar Onny di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Sementara itu, penjualan eceran diprakirakan melemah pada Februari 2020. Hal ini terindikasi dari pertumbuhan IPR Februari 2020 yang diprakirakan minus 1,9% (yoy).
Lanjut Onny, penurunan eceran bulan Februari terutama disebabkan oleh penurunan penjualan subkelompok sandang dan peralatan informasi dan komunikasi serta perlambatan pertumbuhan penjualan kelompok suku cadang dan aksesori serta makanan, minuman dan tembakau.
Hasil survei juga mengindikasikan tekanan harga di tingkat pedagang eceran meningkat dalam tiga bulan mendatang atau April 2020, namun menurun dalam enam bulan mendatang atau Juli 2020.
Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang yang sebesar 165,5 (April 2020), lebih tinggi dibandingkan 160,2 pada bulan sebelumnya, serta IEH enam bulan yang akan datang yang sebesar 161,8, (Juli 2020), lebih rendah dari 166,0 pada bulan sebelumnya.
(ven)