BI Pangkas Pertumbuhan Ekonomi, Daya Beli Terancam Loyo

Jum'at, 20 Maret 2020 - 11:39 WIB
BI Pangkas Pertumbuhan Ekonomi, Daya Beli Terancam Loyo
BI Pangkas Pertumbuhan Ekonomi, Daya Beli Terancam Loyo
A A A
JAKARTA - Ekonom Indef, Bhima Yudistira, menilai langkah Bank Indonesia (BI) dalam memangkas pertumbuhan ekonomi menjadi 4,2%-4,6% menunjukkan keterjutan ekonomi.

"Revisi pertumbuhan ekonomi oleh BI yang turun pertanda akan terjadi shock yang besar. Tahun 2008, ketika Lehman Brothers kolaps, pertumbuhan Indonesia masih 6,1%. Baru di tahun 2009 turun menjadi 4,5%," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (20/3/2020).

Dia melanjutkan kondisi saat ini pertumbuhan ekonomi versi BI kalau batas bawahnya 4,2% artinya penurunan bakal lebih dalam dari 2008.

"Artinya ada ancaman nyata pelemahan daya beli masyarakat yang persisten khususnya jelang Ramadhan dan naiknya harga pangan karena wacana lockdown. Sementara kinerja ekspor terkoreksi akibat gangguan supply chain bahan baku, dan investasi sementara banyak yang ditunda realisasinya," jelasnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) kembali merivisi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020. Revisi ini karena penyebaran pandemi corona telah mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5,0%-5,4% menjadi 4,2%-4,6%. "Kami merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 4,2% hingga 4,6%," katanya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5976 seconds (0.1#10.140)