Harga Minyak Naik Setelah Trump Minta Arab Saudi dan Rusia Berdamai

Jum'at, 20 Maret 2020 - 12:52 WIB
Harga Minyak Naik Setelah Trump Minta Arab Saudi dan Rusia Berdamai
Harga Minyak Naik Setelah Trump Minta Arab Saudi dan Rusia Berdamai
A A A
NEW YORK - Harga minyak mentah memperpanjang kenaikan pada Jumat (20/3/2020), setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Arab Saudi dan Rusia untuk mengakhiri perang harga. Trump bahkan sudah mengontak korps diplomatiknya di kedua negara agar Saudi dan Rusia segera berdamai, dengan mengurangi produksi minyak demi menaikkan harga.

Menurut Trump di saat pandemi virus corona yang mengancam pertumbuhan ekonomi global, mengakhiri perang harga adalah waktu yang tepat. Selain itu, Trump meminta penghasil minyak terbesar di Texas untuk membatasi produksinya.

"Tindakan Trump untuk mengurangi pasokan global dan domestik dapat membantu mendukung harga dalam waktu dekat," kata Goldman Sachs seperti dilansir Reuters.

"Trump melakukan tanggung jawab untuk mengatasi krisis minyak dengan memperantarai kesepakatan Moskow dan Riyadh," kata Stephen Innes, kepada strategi pasar di AXiCorp.

Tindakan Trump membuat harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik USD1,01 atau 3,9% ke level USD26,93 per barel pada pukul 03:52 GMT. Harga minyak mentah berjangka Brent International bertambah 57 sen atau 2% menjadi USD29,04 per barel.

Kedua harga minyak tersebut telah jatuh sekitar 40% dalam dua minggu terakhir sejak terjadi deadlock pembicaraan antara OPEC dengan sekutunya, Rusia yang memilih mogok karena Arab Saudi meningkatkan produksi minyaknya.

Harga minyak mentah AS naik didukung oleh rencana pemerintah membeli minyak mentah, dimana Departemen Energi AS akan membeli hingga 30 juta barel minyak mentah untuk Cadangan Minyak Strategis hingga akhir Juni.

"Membeli minyak untuk cadangan strategis adalah langkah yang sangat tepat untuk membantu produsen AS menghindari kerugian akibat perang harga internasional," kata Per Magnus Nysveen, kepala analisis di perusahaan riset energi Rystad Energy.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6833 seconds (0.1#10.140)