SMF Targetkan Penyaluran Pinjaman Rp13 Triliun Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF pada tahun ini menargetkan penyaluran pinjaman sebesar Rp13 triliun, sekuritisasi sebesar Rp3 triliun, dan penerbitan surat utang sebesar Rp10 triliun. Perseroan optimistis target tersebut dapat direalisasikan tahun ini.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, perseroan juga akan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah pada tahun 2020 sebesar Rp2,5 triliun yang bersumber dari APBN 2020. Adapun tujuan dari penambahan PMN tersebut ditujukan khusus untuk tiga program khusus pembiayaan perumahan di tahun 2020.
"Tiga program tersebut yaitu, Program Penurunan Beban Fiskal pada Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Program KPR Pasca Bencana, dan Program KPR Aparatur Sipil Negara (ASN) TNI Polri," papar Ananta di Jakarta, Minggu (22/3/2020).
Terkait rencana kerja di tahun 2020, Ananta menjelaskan terdapat tiga fokus SMF yaitu pertama, peran aktif SMF sebagai SMV dalam mendukung program pemerintah di sektor perumahan. Kedua, transformasi bisnis SMF untuk mendukung kegiatan bisnis dan ketiga pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul dan kompetitif.
Sementara itu, sepanjang 2019, melalui transaksi sekuritisasi dan penyaluran pinjaman yang mencapai Rp14,45 triliun, angka tersebut meningkat 21,63% dibanding tahun 2018 sebesar Rp11,88 triliun. Sedangkan secara kumulatif total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan dari tahun 2005 sampai dengan 31 Desember 2019 mencapai Rp 62,05 triliun.
Pencapaian tersebut berdasarkan penambahan pada data laporan keuangan audited periode 31 Desember 2019, dengan total aliran dana yang disalurkan selama periode tersebut yaitu dalam bentuk kegiatan sekuritisasi sebesar Rp2 triliun, penyaluran pinjaman sebesar Rp12,45 triliun dan pembelian KPR sebesar Rp116 miliar.
Ananta melanjutkan, total aset SMF di tahun 2019 adalah sebesar Rp26,69 triliun, naik 36,94% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp19,49 triliun. "Posisi penyaluran pinjaman per 31 Desember 2019 mencapai sebesar Rp22,31 triliun, angka tersebut meningkat 45,15% dibanding tahun 2018 sebesar Rp15,37 triliun," ungkap dia.
Adapun laba bersih di tahun 2019 mencapai Rp472,88 miliar, naik 8,32% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp436,54 miliar. Menurut dia, pertumbuhan penyaluran pinjaman juga diiringi dengan penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan.
Selama tahun 2019, SMF juga telah menerbitkan surat utang sebesar Rp9,28 triliun melalui penerbitan obligasi PUB IV Tahap VII sebesar Rp1.850 miliar, MTN VIII sebesar Rp500 miliar, PUB IV Tahap VIII sebesar Rp2.511 miliar, PUB V Tahap I sebesar Rp2.000 miliar, Sukuk PUB I Tahap I sebesar Rp100 miliar, PUB V Tahap II sebesar Rp2.203 miliar dan SBK I SMF 2019 sebesar Rp120 miliar.
Sampai dengan akhir tahun 2019, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp14,8 triliun dan pendanaan dari bank sebesar Rp2,37 triliun, angka tersebut berdasarkan data laporan keuangan periode 31 Desember 2019. Terkait transaksi sekuritisasi, Sejak tahun 2009, sampai dengan 31 Desember 2019, SMF telah berhasil memfasilitasi 13 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp 12,155 triliun.
Sedangkan, untuk kerja sama pembiayaan, SMF telah bekerja sama dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Perusahaan Pembiayaan. "Dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 975.837 ribu debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP) yang terbagi atas 84,25 % wilayah barat, 15,07 % wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,68 % wilayah timur," beber dia.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, perseroan juga akan mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah pada tahun 2020 sebesar Rp2,5 triliun yang bersumber dari APBN 2020. Adapun tujuan dari penambahan PMN tersebut ditujukan khusus untuk tiga program khusus pembiayaan perumahan di tahun 2020.
"Tiga program tersebut yaitu, Program Penurunan Beban Fiskal pada Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Program KPR Pasca Bencana, dan Program KPR Aparatur Sipil Negara (ASN) TNI Polri," papar Ananta di Jakarta, Minggu (22/3/2020).
Terkait rencana kerja di tahun 2020, Ananta menjelaskan terdapat tiga fokus SMF yaitu pertama, peran aktif SMF sebagai SMV dalam mendukung program pemerintah di sektor perumahan. Kedua, transformasi bisnis SMF untuk mendukung kegiatan bisnis dan ketiga pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul dan kompetitif.
Sementara itu, sepanjang 2019, melalui transaksi sekuritisasi dan penyaluran pinjaman yang mencapai Rp14,45 triliun, angka tersebut meningkat 21,63% dibanding tahun 2018 sebesar Rp11,88 triliun. Sedangkan secara kumulatif total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan dari tahun 2005 sampai dengan 31 Desember 2019 mencapai Rp 62,05 triliun.
Pencapaian tersebut berdasarkan penambahan pada data laporan keuangan audited periode 31 Desember 2019, dengan total aliran dana yang disalurkan selama periode tersebut yaitu dalam bentuk kegiatan sekuritisasi sebesar Rp2 triliun, penyaluran pinjaman sebesar Rp12,45 triliun dan pembelian KPR sebesar Rp116 miliar.
Ananta melanjutkan, total aset SMF di tahun 2019 adalah sebesar Rp26,69 triliun, naik 36,94% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp19,49 triliun. "Posisi penyaluran pinjaman per 31 Desember 2019 mencapai sebesar Rp22,31 triliun, angka tersebut meningkat 45,15% dibanding tahun 2018 sebesar Rp15,37 triliun," ungkap dia.
Adapun laba bersih di tahun 2019 mencapai Rp472,88 miliar, naik 8,32% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp436,54 miliar. Menurut dia, pertumbuhan penyaluran pinjaman juga diiringi dengan penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan.
Selama tahun 2019, SMF juga telah menerbitkan surat utang sebesar Rp9,28 triliun melalui penerbitan obligasi PUB IV Tahap VII sebesar Rp1.850 miliar, MTN VIII sebesar Rp500 miliar, PUB IV Tahap VIII sebesar Rp2.511 miliar, PUB V Tahap I sebesar Rp2.000 miliar, Sukuk PUB I Tahap I sebesar Rp100 miliar, PUB V Tahap II sebesar Rp2.203 miliar dan SBK I SMF 2019 sebesar Rp120 miliar.
Sampai dengan akhir tahun 2019, posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp14,8 triliun dan pendanaan dari bank sebesar Rp2,37 triliun, angka tersebut berdasarkan data laporan keuangan periode 31 Desember 2019. Terkait transaksi sekuritisasi, Sejak tahun 2009, sampai dengan 31 Desember 2019, SMF telah berhasil memfasilitasi 13 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp 12,155 triliun.
Sedangkan, untuk kerja sama pembiayaan, SMF telah bekerja sama dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Perusahaan Pembiayaan. "Dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 975.837 ribu debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP) yang terbagi atas 84,25 % wilayah barat, 15,07 % wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,68 % wilayah timur," beber dia.
(fjo)