Menaker Instruksikan Bantuan Padat Karya dan BLK Jadi Sentra Pencegahan Covid-19
A
A
A
JAKARTA - Guna mencegah peningkatan pandemi Virus Corona (Covid-19), Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengoptimalkan fasilitas Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai sentra pencegahan Covid-19. BLK diarahkan untuk menggelar pelatihan dan produksi alat pencegahan penyebaran Covid-19 seperti masker, hand sanitizer, sabun, dan sebagainya.
"Seluruh komponen Kementerian Ketenagakerjaan dari tingkat pusat, hingga daerah, juga para atase ketenagakerjaan di negara-negara penempatan, untuk terus aktif dalam upaya antisipasi dan pencegahan penyebaran Covid-19," kata Menaker Ida dalam Siaran Pers Biro Humas Kemnaker.
Menaker menyebut, saat ini ada 77 BLK yang memiliki program kejuruan menjahit. Dengan rincian 14 BLK berstatus milik pemerintah pusat (UPTP) dan 63 BLK milik pemerintah daerah (UPTD).
Ke-77 BLK UPTP dan UPTD yang memiliki kejuruan menjahit tersebut akan diarahkan untuk mengoptimalkan pembuatan masker dan hand sanitizer. Selain ke-77 BLK tersebut, Menaker juga meminta agar BLK Komunitas yang memiliki kejuruan menjahit untuk melakukan langkah serupa.
"Kami mendorong optimalisasi fasilitas BLK dan BLK Komunitas untuk dimanfaatkan menjadi tempat kegiatan pelatihan dan praktek pembuatan produk murah yang berguna untuk pencegahan penyebaran Covid-19," ujar Menaker.
Menaker menyatakan, BLK Kemnaker sendiri saat ini telah mulai melakukan langkah-langkah tersebut. Salah satunya BLK Padang.
BLK Padang telah melakukan uji coba pelatihan memproduksi 2200 masker dan 1500 liter hand sanitizer per harinya. Dengan metode pelatihan serupa, nantinya akan diterapkan di 77 BLK.
Ke depannya, setelah mengikuti rangkaian pelatihan, para peserta pelatihan bisa bekerja di tempatnya masing-masing dan dapat menjual berbagai hasil pelatihan ke masyarakat dengan harga terjangkau.
Tujuannya agar tidak hanya membantu pencegahan penyebaran Covid-19, namun juga memberi kesempatan kerja bagi masyarakat.
Untuk membantu masyarakat dalam akses modal, upah, pengembangan produk, hingga pemasaran, Kemnaker telah menyiapkan skema bantuan program padat karya/Tenaga Kerja Mandiri (TKM).
"Selanjutnya, untuk menambah penghasilan, hasil produksi dari peserta yang telah mengikuti pelatihan tersebut, boleh dijual dengan harga yang murah dan terjangkau masyarakat. Hasil penjualan digunakan oleh Kelompok Masyarakat tersebut untuk melanjutkan produksi dan memperluas kesempatan kerja," jelas Menaker.
Menaker menambahkan, untuk BLK dan BLK Komunitas berbasis IT akan dijadikan pusat informasi sosialisasi dan monitoring penyebaran Covid-19. "Kami juga meminta para Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Kepala Balai Besar Latihan Kerja Indonesia (BBLKI) untuk proaktif mendukung upaya tersebut," paparnya.
"Seluruh komponen Kementerian Ketenagakerjaan dari tingkat pusat, hingga daerah, juga para atase ketenagakerjaan di negara-negara penempatan, untuk terus aktif dalam upaya antisipasi dan pencegahan penyebaran Covid-19," kata Menaker Ida dalam Siaran Pers Biro Humas Kemnaker.
Menaker menyebut, saat ini ada 77 BLK yang memiliki program kejuruan menjahit. Dengan rincian 14 BLK berstatus milik pemerintah pusat (UPTP) dan 63 BLK milik pemerintah daerah (UPTD).
Ke-77 BLK UPTP dan UPTD yang memiliki kejuruan menjahit tersebut akan diarahkan untuk mengoptimalkan pembuatan masker dan hand sanitizer. Selain ke-77 BLK tersebut, Menaker juga meminta agar BLK Komunitas yang memiliki kejuruan menjahit untuk melakukan langkah serupa.
"Kami mendorong optimalisasi fasilitas BLK dan BLK Komunitas untuk dimanfaatkan menjadi tempat kegiatan pelatihan dan praktek pembuatan produk murah yang berguna untuk pencegahan penyebaran Covid-19," ujar Menaker.
Menaker menyatakan, BLK Kemnaker sendiri saat ini telah mulai melakukan langkah-langkah tersebut. Salah satunya BLK Padang.
BLK Padang telah melakukan uji coba pelatihan memproduksi 2200 masker dan 1500 liter hand sanitizer per harinya. Dengan metode pelatihan serupa, nantinya akan diterapkan di 77 BLK.
Ke depannya, setelah mengikuti rangkaian pelatihan, para peserta pelatihan bisa bekerja di tempatnya masing-masing dan dapat menjual berbagai hasil pelatihan ke masyarakat dengan harga terjangkau.
Tujuannya agar tidak hanya membantu pencegahan penyebaran Covid-19, namun juga memberi kesempatan kerja bagi masyarakat.
Untuk membantu masyarakat dalam akses modal, upah, pengembangan produk, hingga pemasaran, Kemnaker telah menyiapkan skema bantuan program padat karya/Tenaga Kerja Mandiri (TKM).
"Selanjutnya, untuk menambah penghasilan, hasil produksi dari peserta yang telah mengikuti pelatihan tersebut, boleh dijual dengan harga yang murah dan terjangkau masyarakat. Hasil penjualan digunakan oleh Kelompok Masyarakat tersebut untuk melanjutkan produksi dan memperluas kesempatan kerja," jelas Menaker.
Menaker menambahkan, untuk BLK dan BLK Komunitas berbasis IT akan dijadikan pusat informasi sosialisasi dan monitoring penyebaran Covid-19. "Kami juga meminta para Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Kepala Balai Besar Latihan Kerja Indonesia (BBLKI) untuk proaktif mendukung upaya tersebut," paparnya.
(atk)