Ada Corona, Pemerintah Harus Perhatikan Petani Sebagai Ujung Tombak Pangan
A
A
A
JAKARTA - Pengamat pangan sekaligus Dekan Fakultas ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University Nunung Nuryantono mengatakan, di tengah melemahnya kondisi ekonomi akibat virus corona (Covid-19), pemerintah seharusnya juga memberikan perhatian kepada para petani. Pasalnya, para petanilah yang menjadi ujung tombak dari ketersedian bahan pangan.
"Di tengah wabah corona ini, jika manufaktur berhenti tentu tidak begitu masalah. Bayangkan jika para pentani berhenti menanam, apa jadinya?" ujar Nunung kepada SINDOnews, Selasa (30/03/2020).
Saat ini, lanjut Nunung, negara-negara pengimpor juga sedang menghadapi masalah yang sama seperti Indonesia. Jika negara tersebut berhenti mengimpor, tentu akan menjadi masalah besar.
Untuk itu satu bentuk perhatian pemerintah kepada petani adalah dengan membeli hasil panennya. Apalagi dalam kondisi mengahadapi wabah seperti ini. Selain itu, kata Nunung, pemerintah harus membeli hasil panen petani dengan harga cukup baik. "Harga itu anggaplah insentif bagi petani supaya para petani lebih semangat untuk menanam," ujar Nunung.
Disamping itu, Nunung juga memperingatkan pemerintah jangan sampai relaksasi impor yang dilakukan saat ini dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan pribadi mereka. "Jika pasokan impor terlalu banyak tentunya akan merugikan petani," pungkasnya.
"Di tengah wabah corona ini, jika manufaktur berhenti tentu tidak begitu masalah. Bayangkan jika para pentani berhenti menanam, apa jadinya?" ujar Nunung kepada SINDOnews, Selasa (30/03/2020).
Saat ini, lanjut Nunung, negara-negara pengimpor juga sedang menghadapi masalah yang sama seperti Indonesia. Jika negara tersebut berhenti mengimpor, tentu akan menjadi masalah besar.
Untuk itu satu bentuk perhatian pemerintah kepada petani adalah dengan membeli hasil panennya. Apalagi dalam kondisi mengahadapi wabah seperti ini. Selain itu, kata Nunung, pemerintah harus membeli hasil panen petani dengan harga cukup baik. "Harga itu anggaplah insentif bagi petani supaya para petani lebih semangat untuk menanam," ujar Nunung.
Disamping itu, Nunung juga memperingatkan pemerintah jangan sampai relaksasi impor yang dilakukan saat ini dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan pribadi mereka. "Jika pasokan impor terlalu banyak tentunya akan merugikan petani," pungkasnya.
(ind)