Bahlil Perintahkan Investor Produksi Alkes Secara Massal
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong investor untuk memproduksi alat kesehatan (Alkes). Hal ini disampaikan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang menyempatkan diri berkunjung langsung ke pabrik PT Multi One Plus di Gunung Putri, Bogor untuk memastikan peningkatan produksi alat kesehatannya.
Kunjungan Kepala BKPM ini untuk meyakinkan bahwa produksi perusahaan dapat terus berjalan dan kapasitasnya dapat ditingkatkan. Ini dibutuhkan agar masyarakat juga semakin optimistis bahwa Indonesia bisa menanggulangi dan melewati wabah COVID-19 yang terjadi di lebih dari 190 negara ini.
"Tidak hanya Multi One Plus, investor lain yang memproduksi alkes juga akan kami perintahkan begitu. Kalau dia ada hambatan, bilang saja ke kita. Kita bantu secepatnya," ujar Bahlil di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Ia mengatakan, pihaknya akan mengerahkan industri alkes untuk meningkatkan produksi secara besar-besaran. "Situasi tidak normal. Ada masalah. Tapi kita tidak boleh menyerah. Kuncinya di alkes. Kalau ada kendala di impor bahan baku dan sebagainya datang ke BKPM saja, satu hari selesai," papar dia.
Sementara itu, Komite Investasi BKPM Rizal Calvary Marimbo mengatakan, Kepala BKPM telah memperoleh restu dari Presiden Jokowi untuk mengambil kebijakan-kebijakan darurat terkait percepatan perizinan bagi pengusaha yang memproduksi alat kesehatan. "Situasinya sangat darurat. Ini menyangkut nyawa manusia. Kepala BKPM memerintahkan percepatan perizinan," papar Rizal.
PT Multi One Plus adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) asal Korea Selatan yang telah berdiri sejak 9 Januari 2018. Perusahaan terdaftar sebagai industri peralatan kedokteran dan kedokteran gigi, juga perlengkapan ortopedik dan prostetik.
Direktur Utama PT Multi One Plus Lee Byung Bok mengatakan dukungan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia disambut baik oleh PT Multi One Plus. Perusahaan langsung menambah kapasitas produksinya. Untuk penambahan jenis dan kapasitas produksi alkes ini, PT Multi One Plus akan meningkatkan investasi sebesar 20 kali lipat, yang didukung mitra usahanya dari Korea Selatan.
"PT Multi One Plus sangat mengapresiasi kerja BKPM yang cepat tanggap, memproses permohonan izin untuk kenaikan kapasitas produksi dan penambahan jenis produksi dari perusahaan kami. Hanya dalam waktu satu hari, proses perizinan sudah selesai," ungkapnya.
"Suatu hal yang sangat tidak diduga akan secepat itu prosesnya, termasuk sangat bagusnya koordinasi dengan instansi lain yang terkait yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian maupun Kementerian Perdagangan. Sistem OSS (Online Single Submission) benar-benar telah berjalan sesuai harapan,” katanya
Saat ini kapasitas produksi masker PT Multi One Plus adalah 250 ribu buah/hari yang akan ditingkatkan menjadi 1 juta buah/hari. Mulai April ini juga akan mulai memproduksi APD dengan target 1 juta buah/bulan.
Seperti diberitakan sebelumnya, jumlah izin Kementerian Kesehatan yang diterbitkan melalui Online Single Submission Badan Koordinasi Penanaman Modal (OSS BKPM) melonjak drastis sejak awal Februari 2020. Sepanjang Januari 2020 terdapat 1.431 izin operasional/komersial kesehatan. Jumlahnya naik hampir seribu izin menjadi 2.406 di bulan Februari dan di bulan Maret menjadi 5.862 izin.
Kunjungan Kepala BKPM ini untuk meyakinkan bahwa produksi perusahaan dapat terus berjalan dan kapasitasnya dapat ditingkatkan. Ini dibutuhkan agar masyarakat juga semakin optimistis bahwa Indonesia bisa menanggulangi dan melewati wabah COVID-19 yang terjadi di lebih dari 190 negara ini.
"Tidak hanya Multi One Plus, investor lain yang memproduksi alkes juga akan kami perintahkan begitu. Kalau dia ada hambatan, bilang saja ke kita. Kita bantu secepatnya," ujar Bahlil di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Ia mengatakan, pihaknya akan mengerahkan industri alkes untuk meningkatkan produksi secara besar-besaran. "Situasi tidak normal. Ada masalah. Tapi kita tidak boleh menyerah. Kuncinya di alkes. Kalau ada kendala di impor bahan baku dan sebagainya datang ke BKPM saja, satu hari selesai," papar dia.
Sementara itu, Komite Investasi BKPM Rizal Calvary Marimbo mengatakan, Kepala BKPM telah memperoleh restu dari Presiden Jokowi untuk mengambil kebijakan-kebijakan darurat terkait percepatan perizinan bagi pengusaha yang memproduksi alat kesehatan. "Situasinya sangat darurat. Ini menyangkut nyawa manusia. Kepala BKPM memerintahkan percepatan perizinan," papar Rizal.
PT Multi One Plus adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) asal Korea Selatan yang telah berdiri sejak 9 Januari 2018. Perusahaan terdaftar sebagai industri peralatan kedokteran dan kedokteran gigi, juga perlengkapan ortopedik dan prostetik.
Direktur Utama PT Multi One Plus Lee Byung Bok mengatakan dukungan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia disambut baik oleh PT Multi One Plus. Perusahaan langsung menambah kapasitas produksinya. Untuk penambahan jenis dan kapasitas produksi alkes ini, PT Multi One Plus akan meningkatkan investasi sebesar 20 kali lipat, yang didukung mitra usahanya dari Korea Selatan.
"PT Multi One Plus sangat mengapresiasi kerja BKPM yang cepat tanggap, memproses permohonan izin untuk kenaikan kapasitas produksi dan penambahan jenis produksi dari perusahaan kami. Hanya dalam waktu satu hari, proses perizinan sudah selesai," ungkapnya.
"Suatu hal yang sangat tidak diduga akan secepat itu prosesnya, termasuk sangat bagusnya koordinasi dengan instansi lain yang terkait yaitu Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian maupun Kementerian Perdagangan. Sistem OSS (Online Single Submission) benar-benar telah berjalan sesuai harapan,” katanya
Saat ini kapasitas produksi masker PT Multi One Plus adalah 250 ribu buah/hari yang akan ditingkatkan menjadi 1 juta buah/hari. Mulai April ini juga akan mulai memproduksi APD dengan target 1 juta buah/bulan.
Seperti diberitakan sebelumnya, jumlah izin Kementerian Kesehatan yang diterbitkan melalui Online Single Submission Badan Koordinasi Penanaman Modal (OSS BKPM) melonjak drastis sejak awal Februari 2020. Sepanjang Januari 2020 terdapat 1.431 izin operasional/komersial kesehatan. Jumlahnya naik hampir seribu izin menjadi 2.406 di bulan Februari dan di bulan Maret menjadi 5.862 izin.
(akr)