Nilai Tukar Memadai, BI Proyeksi Rupiah Menguat ke Rp15.000 di Akhir Tahun

Jum'at, 03 April 2020 - 19:24 WIB
Nilai Tukar Memadai, BI Proyeksi Rupiah Menguat ke Rp15.000 di Akhir Tahun
Nilai Tukar Memadai, BI Proyeksi Rupiah Menguat ke Rp15.000 di Akhir Tahun
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai nilai tukar rupiah saat ini relatif stabil dan masih memadai. BI pun optimistis nilai tukar rupiah akan menguat ke level Rp15.000 per dolar AS (USD) pada akhir tahun.

"Untuk rupiah, saya tegaskan bahwa kurs saat ini memadai. BI juga terus menstabilkan rupiah, dan kita proyeksikan rupiah akan menguat ke sekitar Rp15.000 (per USD) di akhir tahun 2020," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (3/4/2020).

Perry juga meluruskan anggapan bahwa pemerintah memproyeksikan rupiah dapat jatuh ke Rp20.000 per USD akibat imbas pandemi corona (Covid-19) terhadap ekonomi. Dia menegaskan bahwa hal itu bukanlah proyeksi, melainkan skenario kebijakan antisipatif yang dibuat pemerintah.

"Maksudnya, itu skenario kalau pencegahan virus tidak diperketat sehingga banyak korban manusia, biaya kesehatan tinggi, jaminan sosial membengkak, dan dunia usaha serta ekonomi merosot. Itu skenario kalau tidak ada fiskal stimulus yang lebih besar karena dibatasi defisit (APBN) tidak boleh lebih 3% PDB. Itu skenario kalau tidak dilakukan stabilisasi rupiah," paparnya. (Baca Juga: Aliran Modal Asing Masuk Rp770 Miliar di Tengah Pandemi Corona)

Faktanya, sambung Perry, Presiden Joko Widodo telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tak hanya itu, langkah antisipatif itu juga diikuti dengan digelontorkannya dana untuk penanggulangan serta stimulus senilai Rp405,1 triliun. Dengan begitu, skenario terburuk tersebut menurutnya bisa dicegah.
Perry menambahkan, BI juga tidak menerapkan kontrol devisa sehingga investor asing tak perlu khawatir. Sebagai catatan, imbuh dia, peraturan perundangan memberikan kewenangan bagi BI untuk mewajibkan eksportir mengonversi valasnya ke rupiah. "Tapi kami saat ini belum ada rencana utk menerapkannya. Tapi jika perlu, perpu sudah memberi kewenangan. Tapi ini bukan kontrol devisa karena hanya diberlakukan kepada penduduk Indonesia. Investor asing tetap bebas devisa," tegasnya.

Perry berharap seluruh pemangku kepentingan di sektor ekonomi memahami seta mendukung upaya pemerintah menjaga stabilitas perekonomian di tengah merebaknya kekhawatiran akibat wabah corona ini. "Ini penting bagi stabilitas negeri ini. Juga agar kami bisa memusatkan perhatian membantu pengusaha dan pemerintah untuk bersama-sama segera memulihkan ekonomi demi kecintaan kita ke NKRI," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3799 seconds (0.1#10.140)