Daerah Karantina Diri, Distribusi Hasil Panen Petani Terganggu
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus corona (Covid-19) telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Sejumlah daerah pun melakukan karantina wilayah secara mandiri guna memutus mata rantai penularan virus ini.
Namun, hal ini menyebabkan pendistribusian hasil panen terganggu. Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia (API) Muhammad Nuruddin mengatakan, saat ini banyak hasil panen para petani tidak bisa disalurkan. Pasalnya, banyak daerah yang melakukan isolasi mandiri sehingga kendaraan pengangkut hasil panen tidak bisa lewat.
"Kami sudah kordinasi dengan Kementerian Pertanian agar diberikan akses untuk jalan. Namun ternyata ada beberapa produk yang memang tidak boleh masuk. Misalnya saja di Jakarta, produk sayur dan buah tidak bisa masuk karena disamakan dengan manusia," ujar Nuruddin saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (4/4/2020).
Nuruddin menilai ada kordinasi yang tidak berjalan dengan baik di lapangan. Pasalnya, pemerintah menyatakan bahwa khusus untuk logistik seharusnya masih diperbolehkan lewat atau masuk. "Jika produk sayur dan buah ini tidak masuk dan dibeli, maka para petani akan rugi. Karena produk ini cepat mengalami pembusukan," terang Nuruddin
Tak hanya itu, lanjut Nuruddin, isolasi wilayah juga membuat hasil panen kehilangan para pembelinya. Akibatnya, hasil panen hanya mengendap di gudang saja. "Kehilangan pembeli, membuat harga jual panen menurun. Bahkan ada hasil panen yang harganya jatuh sehingga petani tidak bisa menutupi biaya produksi," keluhnya.
Untuk itu, Nuruddin meminta pemerintah menyiapkan jalur khusus untuk logistik. "Jika tidak bisa, maka truk TNI/Polri atau kendaraan BUMN, harus bisa digunakan untuk menyalurkan hasil panen petani," tandasnya.
Namun, hal ini menyebabkan pendistribusian hasil panen terganggu. Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia (API) Muhammad Nuruddin mengatakan, saat ini banyak hasil panen para petani tidak bisa disalurkan. Pasalnya, banyak daerah yang melakukan isolasi mandiri sehingga kendaraan pengangkut hasil panen tidak bisa lewat.
"Kami sudah kordinasi dengan Kementerian Pertanian agar diberikan akses untuk jalan. Namun ternyata ada beberapa produk yang memang tidak boleh masuk. Misalnya saja di Jakarta, produk sayur dan buah tidak bisa masuk karena disamakan dengan manusia," ujar Nuruddin saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (4/4/2020).
Nuruddin menilai ada kordinasi yang tidak berjalan dengan baik di lapangan. Pasalnya, pemerintah menyatakan bahwa khusus untuk logistik seharusnya masih diperbolehkan lewat atau masuk. "Jika produk sayur dan buah ini tidak masuk dan dibeli, maka para petani akan rugi. Karena produk ini cepat mengalami pembusukan," terang Nuruddin
Tak hanya itu, lanjut Nuruddin, isolasi wilayah juga membuat hasil panen kehilangan para pembelinya. Akibatnya, hasil panen hanya mengendap di gudang saja. "Kehilangan pembeli, membuat harga jual panen menurun. Bahkan ada hasil panen yang harganya jatuh sehingga petani tidak bisa menutupi biaya produksi," keluhnya.
Untuk itu, Nuruddin meminta pemerintah menyiapkan jalur khusus untuk logistik. "Jika tidak bisa, maka truk TNI/Polri atau kendaraan BUMN, harus bisa digunakan untuk menyalurkan hasil panen petani," tandasnya.
(fjo)