BI: Penyaluran Kredit Perbankan di Februari Tumbuh 5,5%
A
A
A
JAKARTA - Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit pada Februari 2020 sebesar Rp5.544,0 triliun atau tumbuh 5,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) atau lebih rendah dari bulan sebelumnya 5,7% (yoy). Perlambatan penyaluran kredit terjadi baik pada debitur korporasi maupun perorangan.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, kredit kepada korporasi melambat dari 5,2% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 4,6% (yoy). Sementara itu, kredit kepada perorangan melambat dari 6,6% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 6,3% (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada seluruh kredit investasi (KI). Adapun rincian kredit investasi tercatat melambat dari 10,1% (yoy) menjadi 10% terutama pada sektor konstruksi, keuangan, real estat dan jasa perusahaan
Sektor KI konstruksi melambat 31,7% (yoy) menjadi 27,8% (yoy) pada Februari 2020 terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor bangunan jalan tol di Riau dan Jawa Timur. Sedangkan KI pada sektor keuangan, real setat dan jasa perusahaan juga mengalami perlambatan dari 18,3% (yoy) menjadi 16,6% (yoy).
"Khususnya pada subsektor persewaan mesin kantor dan perlatatan di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat," jelasnya melalui keterangan tertulis, Minggu (5/4/2020).
Di sisi lain pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) dan kredit konsumsi juga melambat. Kredit modal kerja (KMK) melambat 3,0% (yoy) pada bulan Januari 2020 menjadi 2,6% (yoy) terutama terjadi pada sektor konstruksi dan Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR).Rinciannya KMK sektor konstruksi melambat dari 5,0% (yoy) menjadi 3,4 (yoy) terutama pada kredit subsektor kontruksi perumahan menengah, besar dan mewah ( tipe diatas 70) di DKI Jakarta da Banten.
Sedangkan sektor PHR turut mengalami perlambatan dari 2,2% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 1,1% (yoy) pada bulan laporan yang bersumber pada perlambatan KMK subsektor perdagangan eceran makanan, minuman dan tembakau di DKI Jakarta dan Bangka Belitung.
Sementara itu pertumbuhan kredit konsumsi (KK) pada bulan Februari sebesar 6,1% (yoy) lebih rendah dari bulan sebelumnya 6,2% (yoy). Perlambatan disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) terutama untuk rumah tipe 22-70.
"pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) terutama untuk rumah tipe 22-70 di Jawa Barat dan Banten serta kredit multiguna," tambahnya.
Sejalan dengan perlambatan total kredit properti pada Februari 2020 juga melambat dibandingkan bulan sebelumnya dari 9,3% (yoy) pada Januari menjadi 8,4% (yoy) pada Februari 2020.
"Hal ini disebabkan pertumbuhan kredit KPR/KPA juga melambat dari 7,7% (yoy) menjadi 11,2% (yoy0. Disi lain kredit real estate meningkat tipis dari 5,4% (yoy) menjadi 5,5% (yoy) menjadi bulan Februari 2020)," ujarnya.
Sementara itu, kredit kepada sektor UMKM pada Februari 2020 justru melambat dari 8,2% (yoy) menjadi 7,8% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM bersumber dari seluruh jenis skala usaha baik kredit skala usaha mikro kecil maupun menengah.
"Kredit masing-masing tumbuh 10,6% (yoy) dan 2,2% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,2% (yoy) dan 3,3% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan terjadi pada seluruh jenis kredit UMKM yakni modal kerja dan investasi," jelasnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, kredit kepada korporasi melambat dari 5,2% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 4,6% (yoy). Sementara itu, kredit kepada perorangan melambat dari 6,6% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 6,3% (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada seluruh kredit investasi (KI). Adapun rincian kredit investasi tercatat melambat dari 10,1% (yoy) menjadi 10% terutama pada sektor konstruksi, keuangan, real estat dan jasa perusahaan
Sektor KI konstruksi melambat 31,7% (yoy) menjadi 27,8% (yoy) pada Februari 2020 terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor bangunan jalan tol di Riau dan Jawa Timur. Sedangkan KI pada sektor keuangan, real setat dan jasa perusahaan juga mengalami perlambatan dari 18,3% (yoy) menjadi 16,6% (yoy).
"Khususnya pada subsektor persewaan mesin kantor dan perlatatan di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat," jelasnya melalui keterangan tertulis, Minggu (5/4/2020).
Di sisi lain pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) dan kredit konsumsi juga melambat. Kredit modal kerja (KMK) melambat 3,0% (yoy) pada bulan Januari 2020 menjadi 2,6% (yoy) terutama terjadi pada sektor konstruksi dan Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR).Rinciannya KMK sektor konstruksi melambat dari 5,0% (yoy) menjadi 3,4 (yoy) terutama pada kredit subsektor kontruksi perumahan menengah, besar dan mewah ( tipe diatas 70) di DKI Jakarta da Banten.
Sedangkan sektor PHR turut mengalami perlambatan dari 2,2% (yoy) pada Januari 2020 menjadi 1,1% (yoy) pada bulan laporan yang bersumber pada perlambatan KMK subsektor perdagangan eceran makanan, minuman dan tembakau di DKI Jakarta dan Bangka Belitung.
Sementara itu pertumbuhan kredit konsumsi (KK) pada bulan Februari sebesar 6,1% (yoy) lebih rendah dari bulan sebelumnya 6,2% (yoy). Perlambatan disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) terutama untuk rumah tipe 22-70.
"pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) terutama untuk rumah tipe 22-70 di Jawa Barat dan Banten serta kredit multiguna," tambahnya.
Sejalan dengan perlambatan total kredit properti pada Februari 2020 juga melambat dibandingkan bulan sebelumnya dari 9,3% (yoy) pada Januari menjadi 8,4% (yoy) pada Februari 2020.
"Hal ini disebabkan pertumbuhan kredit KPR/KPA juga melambat dari 7,7% (yoy) menjadi 11,2% (yoy0. Disi lain kredit real estate meningkat tipis dari 5,4% (yoy) menjadi 5,5% (yoy) menjadi bulan Februari 2020)," ujarnya.
Sementara itu, kredit kepada sektor UMKM pada Februari 2020 justru melambat dari 8,2% (yoy) menjadi 7,8% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM bersumber dari seluruh jenis skala usaha baik kredit skala usaha mikro kecil maupun menengah.
"Kredit masing-masing tumbuh 10,6% (yoy) dan 2,2% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,2% (yoy) dan 3,3% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan terjadi pada seluruh jenis kredit UMKM yakni modal kerja dan investasi," jelasnya.
(fjo)