Penurunan Bunga Kredit Bank Lamban, BI Bersiap Lakukan Ini

Kamis, 12 November 2020 - 21:32 WIB
loading...
Penurunan Bunga Kredit Bank Lamban, BI Bersiap Lakukan Ini
Bank Indonesia (BI) mengakui, penurunan bunga kredit lambat meski bunga acuan Bank Indonesia (BI) sejak awal 2020 telah diturunkan hingga 100 bps menjadi 4%. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengakui, penurunan bunga kredit lambat meski bunga acuan Bank Indonesia (BI) sejak awal 2020 telah diturunkan hingga 100 bps menjadi 4%. Dibandingkan bunga deposito dan bunga di pasar uang, bunga kredit bank belum turun signifikan.

"Penurunan suku bunga di pasar uang periode Juli 2019 - Oktober 2020 sudah mencapai 252 bps. Demikian juga di perbankan bunga deposito turun 165 bps. Yang masih lambat turunnya suku bunga kredit. Beberapa berkaitan dengan persepsi risiko perbankan, sebab penurunan bunga kredit lambat," kata Perry dalam rapat virtual, Kamis (12/11/2020).

(Baca Juga: Stop Cemas! BI Pastikan Ketahanan Sektor Keuangan Terjaga Baik )

Perry merinci, untuk suku bunga pasar uang dari Juli hingga Oktober 2020 telah mengalami penurunan sekitar 252 bps. Sementara untuk suku bunga deposito turun 152 bps. Namun, untuk suku bunga kredit, penurunan suku bunga baru sebesar 50 bps. Dari sisi pertumbuhan, Perry pun mengatakan kredit hanya tumbuh sebesar 0,12 persen.

Lebih lanjut Ia menekankan, bakal terus menjaga stabilitas sistem keuangan (KSSK), mendorong pertumbuhan kredit untuk mencocokkan supply dan demand di industri untuk mengatasi masalah pertumbuhan ekonomi.

"Stimulus penurunan suku bunga ini juga diikuti oleh pasar obligasi maupun saham. Sehingga keseluruhan dengan perkembangan ini transmisi berjalan kecuali kredit yang jadi fokus KSSK bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," bebernya.

(Baca Juga: Penurunan Suku Bunga Belum Mampu Genjot Pertumbuhan Kredit )

Selain itu, pelonggaran kebijakan makroprudensial misalnya menurunkan loan to value dan kebijakan mendorong pertumbuhan kredit. Serta, ada pula kebijakan untuk mengintegrasikan ekonomi dan keuangan digital.

"Ini untuk memastikan likuiditas perbankan lebih dari cukup, supply perbankan untuk siap menyalurkan kredit. Ini jadi fokus KSSK untuk memetakan supply kredit perbankan dan demand agar granular ke sektor-sektor yang perlu didorong," tandasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1288 seconds (0.1#10.140)