BI Ungkap Banyak Rumah Tangga Ogah Tambah Utang dari Bank
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat pembiayaan korporasi terindikasi meningkat pada triwulan I-2021, terutama untuk mendukung aktivitas operasional. Hal ini terindikasi dari saldo bersih tertimbang (SBT) kebutuhan pembiayaan korporasi pada tiga bulan mendatang sebesar 17,1%.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono mengakatan, kebutuhan pembiayaan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan. Kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut sebagian direncanakan menggunakan kredit bank, namun sebagian lainnya akan dipenuhi dari dana sendiri (laba ditahan). ( Baca juga:Tempe Buat Inflasi Minggu Kedua Januari Tembus 0,38% )
Sementara, terkait pembiayaan lain, seperti rumah tangga, terindikasi sebagian besar rumah tangga (89,7%) masih akan menahan diri untuk melakukan penambahan utang atau kredit bank. Hanya sebesar 10,3% rumah tangga yang melakukan penambahan utang.
"Penambahan pembiayaan yang dilakukan oleh rumah tangga pada 3 dan 6 bulan yang akan datang diindikasikan masih terbatas," kata Erwin di Jakarta, Senin (18/1/2021).
Kebutuhan pembiayaan oleh rumah tangga yang masih terbatas tersebut terutama akan diajukan kepada bank umum, dengan jenis pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa kredit multi guna (KMG).
Dari sisi penawaran perbankan, penyaluran kredit baru diperkirakan akan mulai meningkat pada awal 2021. "Hal tersebut terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru Januari 2021 sebesar 53,1% yang lebih tinggi dibandingkan dengan SBT perkiraan penyaluran kredit baru Desember 2020 sebesar 42,8%," katanya. ( Baca juga:Jalani Wajib Lapor, Gisel Bersyukur Tidak Ditahan )
Berdasarkan kelompok bank peningkatan diperkirakan terjadi pada bank umum syariah dan bank umum, sementara berdasarkan jenis penggunaan peningkatan tertinggi terjadi pada KMK dan KPR.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono mengakatan, kebutuhan pembiayaan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan. Kebutuhan pembiayaan korporasi tersebut sebagian direncanakan menggunakan kredit bank, namun sebagian lainnya akan dipenuhi dari dana sendiri (laba ditahan). ( Baca juga:Tempe Buat Inflasi Minggu Kedua Januari Tembus 0,38% )
Sementara, terkait pembiayaan lain, seperti rumah tangga, terindikasi sebagian besar rumah tangga (89,7%) masih akan menahan diri untuk melakukan penambahan utang atau kredit bank. Hanya sebesar 10,3% rumah tangga yang melakukan penambahan utang.
"Penambahan pembiayaan yang dilakukan oleh rumah tangga pada 3 dan 6 bulan yang akan datang diindikasikan masih terbatas," kata Erwin di Jakarta, Senin (18/1/2021).
Kebutuhan pembiayaan oleh rumah tangga yang masih terbatas tersebut terutama akan diajukan kepada bank umum, dengan jenis pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa kredit multi guna (KMG).
Dari sisi penawaran perbankan, penyaluran kredit baru diperkirakan akan mulai meningkat pada awal 2021. "Hal tersebut terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru Januari 2021 sebesar 53,1% yang lebih tinggi dibandingkan dengan SBT perkiraan penyaluran kredit baru Desember 2020 sebesar 42,8%," katanya. ( Baca juga:Jalani Wajib Lapor, Gisel Bersyukur Tidak Ditahan )
Berdasarkan kelompok bank peningkatan diperkirakan terjadi pada bank umum syariah dan bank umum, sementara berdasarkan jenis penggunaan peningkatan tertinggi terjadi pada KMK dan KPR.
(uka)