Cadangan Devisa Rendah, IHSG Berbalik Melemah 33,19 Poin
A
A
A
JAKARTA - Sempat dibuka melanjutkan penguatan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (7/4/2020), ditutup melemah alias terkoreksi 33,19 poin atau 0,69% ke level 4.778,64.
Sesi pembukaan, IHSG langsung reli alias melanjutkan kenaikan sebesar 128,62 poin atau 2,67% ke 4.940,44. Hari ini, IHSG bergerak di kisaran 4.721,72-4.975,54.
Tujuh dari 10 indeks sektoral bergerak negatif, dengan penurunan tertajam pada sektor infrastruktur sebesar 2,04%, disusul sektor konsumer melemah 1,86%, dan manufaktur berkurang 1,20%. Sedangkan penguatan terbesar pada sektor perkebunan yang panen 2,94%.
Dari 631 saham emiten yang diperdagangkan, 275 tertekan, 156 stabil, dan 200 menguat. Nilai transaksi mencapai Rp9,60 triliun dari 10,81 miliar unit saham. Transaksi bersih asing -Rp527,65 miliar, dengan aksi jual asing Rp3,40 triliun dan aksi beli asing Rp2,88 triliun.
Dengan pelemahan ini, IHSG gagal mencetak kemenangan empat hari berturut-turut. Melemahnya IHSG merespon hasil cadangan devisa Indonesia bulan Maret 2020 yang mencapai USD121,01 miliar, lebih rendah dibandingkan posisi akhir Februari 2020 sebesar USD130,4 miliar.
Berbeda dengan IHSG, mayoritas pasar saham Asia ditutup meningkat setelah data pandemi virus corona secara global mulai melambat.
Melansir dari CNBC, Selasa (7/4), indeks Shenzhen China melonjak 3,18% menjadi 1.743,37, dan Shanghai bertambah 2,05% ke level 2.820,76. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,88%, pada jam terakhir perdagangan.
Di Jepang, Nikkei 225 menguat 2,01% menjadi 18.950,18, dan indeks Topix naik 1,96% ke posisi 1.403,21. Kenaikan pasar saham Jepang setelah Perdana Menteri Shinzo Abe akan memberi paket stimulus sebesar 39 triliun yen atau USD357 miliar untuk mengantisipasi dampak ekonomi akibat pandemi corona.
Di Korea Selatan, Kospi bertambah 1,77% menjadi 1.823,60 karena saham Samsung Electronics melonjak 1,85% setelah perusahaan mengatakan laba kuartal I 2020, kemungkinan mencapai USD5,2 miliar, di atas ekspektasi.
Sementara itu, ASX 200 Australia ditutup melemah 0,65% ke posisi 5.252,30 karena Reserve Bank of Australia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan, berbanding terbalik dengan jajak pendapat para analis.
Sesi pembukaan, IHSG langsung reli alias melanjutkan kenaikan sebesar 128,62 poin atau 2,67% ke 4.940,44. Hari ini, IHSG bergerak di kisaran 4.721,72-4.975,54.
Tujuh dari 10 indeks sektoral bergerak negatif, dengan penurunan tertajam pada sektor infrastruktur sebesar 2,04%, disusul sektor konsumer melemah 1,86%, dan manufaktur berkurang 1,20%. Sedangkan penguatan terbesar pada sektor perkebunan yang panen 2,94%.
Dari 631 saham emiten yang diperdagangkan, 275 tertekan, 156 stabil, dan 200 menguat. Nilai transaksi mencapai Rp9,60 triliun dari 10,81 miliar unit saham. Transaksi bersih asing -Rp527,65 miliar, dengan aksi jual asing Rp3,40 triliun dan aksi beli asing Rp2,88 triliun.
Dengan pelemahan ini, IHSG gagal mencetak kemenangan empat hari berturut-turut. Melemahnya IHSG merespon hasil cadangan devisa Indonesia bulan Maret 2020 yang mencapai USD121,01 miliar, lebih rendah dibandingkan posisi akhir Februari 2020 sebesar USD130,4 miliar.
Berbeda dengan IHSG, mayoritas pasar saham Asia ditutup meningkat setelah data pandemi virus corona secara global mulai melambat.
Melansir dari CNBC, Selasa (7/4), indeks Shenzhen China melonjak 3,18% menjadi 1.743,37, dan Shanghai bertambah 2,05% ke level 2.820,76. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,88%, pada jam terakhir perdagangan.
Di Jepang, Nikkei 225 menguat 2,01% menjadi 18.950,18, dan indeks Topix naik 1,96% ke posisi 1.403,21. Kenaikan pasar saham Jepang setelah Perdana Menteri Shinzo Abe akan memberi paket stimulus sebesar 39 triliun yen atau USD357 miliar untuk mengantisipasi dampak ekonomi akibat pandemi corona.
Di Korea Selatan, Kospi bertambah 1,77% menjadi 1.823,60 karena saham Samsung Electronics melonjak 1,85% setelah perusahaan mengatakan laba kuartal I 2020, kemungkinan mencapai USD5,2 miliar, di atas ekspektasi.
Sementara itu, ASX 200 Australia ditutup melemah 0,65% ke posisi 5.252,30 karena Reserve Bank of Australia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan, berbanding terbalik dengan jajak pendapat para analis.
(ven)