Menko Luhut Minta Program Peningkatan Ekspor Udang Vaname Dikebut

Rabu, 08 April 2020 - 20:06 WIB
Menko Luhut Minta Program Peningkatan Ekspor Udang Vaname Dikebut
Menko Luhut Minta Program Peningkatan Ekspor Udang Vaname Dikebut
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan menyatakan, pemerintah menargetkan ekspor udang vaname dapat mengalami peningkatan sebesar 250% hingga tahun 2024. Ia pun mengingatkan agar kondisi Work From Home (WFH) saat ini tidak menjadi alasan, dimana koordinasi harus tetap kuat.

"Presiden sudah memerintahkan hal tersebut, dan respon masyarakat juga sangat ingin itu terwujud. Apalagi permintaan pasar dunia akan udang vaname ini sangat tinggi, sekitar Rp90 triliun akan kita targetkan untuk tahun 2024,” ujar Menko Luhut di Jakarta, Rabu (8/4/2020).

Budidaya udang vaname ini, menurutnya dapat dijadikan sebagai proyek strategis nasional yang dampaknya dapat membuka lapangan kerja lebih luas lagi bagi masyarakat. Dirinya mengarahkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, agar berfokus dalam hal budidaya, kalender pendanaan, dan diadakan pelatihan-pelatihan di setiap daerah potensial.

"Saran saya sebelum bulan suci Ramadhan, sudah ada laporan mengenai berapa kebutuhan di setiap daerah. UKM-UKM juga disinergikan, Perbankan pun perlu kita dorong agar masuk di proyek ini. Salah satu kuncinya ada di pelatihan, jadi masyarakat bisa lebih profesional dan mempunyai manajemen yang baik dalam mengelola tambak," tambahnya.

Sementara Menteri KP Edhy Prabowo menyatakan, siap menindaklanjuti arahan dari Presiden dengan melakukan berbagai langkah untuk mencapai target tersebut. Nilai produksi pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp36,22 triliun dan menjadi lebih besar pada tahun 2024, senilai Rp90.30 triliun.

"Produksi dari 517.397 ton pada tahun 2019, menjadi sebesar 1.290.000 ton pada 2020. Target kawasan, dibutuhkan sekitar 86 ribu hektar lahan tambahan hingga tahun 2024,” jelas Edhy.

Ia pun menilai, kepastian usaha dari budidaya udang vaname relatif sukses, asalkan masyarakat petambak juga dapat memperhatikan limbah yang dihasilkan dari tambak. Pengelolaan limbah tambak yang kurang bagus akan memberikan dampak terhadap hasil produksi udang serta daya dukung lingkungan.

"Oleh karena itu perlu dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Berdasarkan hasil uji banyak petambak seperti lokasi tambak di Cidaun telah berhasil melakukan 2,5 kali panen," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3773 seconds (0.1#10.140)