Target 2 Juta Ton Pada 2024, KKP Ingin Ekspor Udang Kian Tegak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan dua juta ton udang per tahun di pasar ekspor. Target tersebut diprediksi akan terealisasi pada 2024 mendatang.
Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Syarief Widjaja menyebut, volume udang di pasar ekspor saat ini masih di angka 857.000 ton per tahun. Jumlah itu menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mendorong ekspor komoditas laut tersebut lebih besar lagi.
"Volume pasar ekspor masih 857.000 ton. Kami menargetkan dua juta ton per tahun pada 2024," ujar Syarief dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sabtu (6/3/2021). ( Baca juga:Bahlil Utak-Atik Beleid Investasi Miras yang Dicabut Jokowi )
Ada beberapa langkah yang diambil KKP untuk membidik jumlah udang di pasar ekspor pada 2024 mendatang. Syarief mengutarakan, langkah yang diambil seperti mengelola tambak-tambak yang tidak dipakai sebelumnya untuk difungsikan sebagai kawasan tambak estate, membangun infrastruktur, jalan produksi, irigasi tandon, benih unggul, hingga perbaikan sumber air.
Pemerintah juga akan menggandeng pihak swasta untuk merenovasi tambak-tambak dengan menggunakan sistem progresif, terintegrasi silvofisheries, maupun milenial shrimp farming.
Selain itu, KKP akan melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa terkait bea masuk. Negosiasi itu bertujuan untuk menekan biaya ekspor.
"Kami sekarang sedang mengunci untuk tarif biaya masuk ke Amerika Serikat dan Uni Eropa. Segala macam kami coba turunkan tarif-tarif biaya masuk supaya harga udang kompetitif," katanya. ( Baca juga:F1 Rilis Kalender Resmi Musim 2021, Grand Prix Portugal Masuk Jadwal )
Syarief mencatat, potensi komoditas laut sangat potensial di pasar global. Saat ini nilai pasarnya mencapai USD162 miliar. Udang misalnya mencapai USD24 miliar.
"Ada USD 162 miliar pasar yang sudah ready saat ini, bukan demand, tapi pasar. Karena demand harus lebih besar dari itu. Dan paling besar adalah udang, USD24 miliar," tutur dia.
Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Syarief Widjaja menyebut, volume udang di pasar ekspor saat ini masih di angka 857.000 ton per tahun. Jumlah itu menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mendorong ekspor komoditas laut tersebut lebih besar lagi.
"Volume pasar ekspor masih 857.000 ton. Kami menargetkan dua juta ton per tahun pada 2024," ujar Syarief dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sabtu (6/3/2021). ( Baca juga:Bahlil Utak-Atik Beleid Investasi Miras yang Dicabut Jokowi )
Ada beberapa langkah yang diambil KKP untuk membidik jumlah udang di pasar ekspor pada 2024 mendatang. Syarief mengutarakan, langkah yang diambil seperti mengelola tambak-tambak yang tidak dipakai sebelumnya untuk difungsikan sebagai kawasan tambak estate, membangun infrastruktur, jalan produksi, irigasi tandon, benih unggul, hingga perbaikan sumber air.
Pemerintah juga akan menggandeng pihak swasta untuk merenovasi tambak-tambak dengan menggunakan sistem progresif, terintegrasi silvofisheries, maupun milenial shrimp farming.
Selain itu, KKP akan melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa terkait bea masuk. Negosiasi itu bertujuan untuk menekan biaya ekspor.
"Kami sekarang sedang mengunci untuk tarif biaya masuk ke Amerika Serikat dan Uni Eropa. Segala macam kami coba turunkan tarif-tarif biaya masuk supaya harga udang kompetitif," katanya. ( Baca juga:F1 Rilis Kalender Resmi Musim 2021, Grand Prix Portugal Masuk Jadwal )
Syarief mencatat, potensi komoditas laut sangat potensial di pasar global. Saat ini nilai pasarnya mencapai USD162 miliar. Udang misalnya mencapai USD24 miliar.
"Ada USD 162 miliar pasar yang sudah ready saat ini, bukan demand, tapi pasar. Karena demand harus lebih besar dari itu. Dan paling besar adalah udang, USD24 miliar," tutur dia.
(uka)