2012, JIHD belum berniat pinjam utang

Minggu, 01 Januari 2012 - 19:10 WIB
2012, JIHD belum berniat...
2012, JIHD belum berniat pinjam utang
A A A
Sindonews.com - PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD), sebagai pengelola Hotel Borobudur Jakarta dan Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (Sudirman Central Business District/SCBD) mengalokasikan belanja modal (capital expenditur/capex) 2012 sebesar Rp50 miliar.

Menurut Sekretaris Perusahaan JIHD Bimmy Indrawan Tjahja, meski capex itu naik 25 persen dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp40 miliar, itu di luar kebutuhan dana untuk pengelolaan SCBD yang dikelola oleh anak usahanya yakni PT Danayaksa Arthatama Tbk.

“Belanja modal tahun ini sebesar Rp40 hingga Rp50 miliar. Dana tersebut untuk renovasi kamar dan beberapa ruang di Hotel Borobudur Jakarta untuk mempertahankan standar hotel bintang lima,” tuturnya.

Capex tersebut, lanjut Bimmy, berasal dari kas internal perusahaan. Belum ada rencana untuk menjajaki pinjaman baru pada tahun ini, meski seluruh utang perbankan pada 2011 sudah terlunasi pada pertengahan tahun lalu.

Perusahaan perhotelan dan properti yang dipimpin oleh Jusuf Indradewa itu mengkonversi utang sindikasi hasil restrukturisasi oleh Bank Panin sebanyak USD58 juta menjadi 399 juta lembar saham baru pada Juni 2011.

JIHD juga merealisasikan penjualan sepanjang tahun 2011 sebesar Rp1,48 triliun. Bimmy menambahkan, pertumbuhan pendapatan tahun 2011 sebanyak 10 persen dibandingkan sepanjang tahun sebelumnya sebesar Rp1,35 triliun.

“Perolehan pendapatan perseroan sepanjang tahun ini diperkirakan tumbuh 7 persen hingga 10 persen dari tahun lalu. Adapun lebih dikarenakan kenaikan tarif layanan perhotelan,” tuturnya.

Adapun sepanjang 9 bulan pertama tahun 2011, perseroan telah membukukan pendapatan sebesar Rp718 miliar, atau baru 48,2 persen dari realisasi sepanjang tahun. Dalam 3 bulan terakhir perseroan telah meningkatkan penjualan satu kali lipat dari perolehan selama 9 bulan pertama.

Menurutnya, hal ini dikarenakan tren pendapatan perhotelan yang memang meningkat pada akhir tahun.

Realisasi laba bersih yang diperoleh sepanjang tahun 2011 maupun yang ditargetkan untuk tahun depan, Bimmy tidak dapat menyampaikan karena tergantung pada pergerakan nilai tukar mata uang. Lagipula, perseroan harus mengkonsolidasikan terlebih dahulu dengan anak perusahaan. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0359 seconds (0.1#10.140)