Telkom bangun Nusantara Super Highway
A
A
A
Sindonews.com - Peran operator telekomunikasi yang diperlukan dalam menciptakan bentuk komunikasi baru yang dibutuhkan masyarakat luas.
Walau berbagai kalangan mengatakan industri telekomunikasi di Indonesia khususnya pertambahan jumlah pelanggan tahun ini sudah mulai jenuh. Namun peluang bagi pertumbuhan industri telekomunikasi masih terbuka lebar.
Untuk itu, operator harus jeli melihat potensi yang masih bisa dikembangkan. Inovasi baru diperlukan dalam menunjang pertumbuhan industri telekomunikasi. Jika tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya ramai dibicarakan mengenai perang tarif, tahun ini sepertinya perang tarif bukan lagi isu yang kuat, masyarakat mulai mempertanyakan kualitas dan kenyamanan mereka dalam berkomunikasi.
Sehingga operator telekomunikasi dituntut untuk terus mengembangkan jaringannya. Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengatakan, tahun ini secara keseluruhan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi operator telekomunikasi. Persaingan yang makin berat bagi operator telekomunikasi di tahun ini akan menyebabkan operator dengan asupan modal minim dinilai tidak bisa bertahan lantaran industri ini membutuhkan modal besar untuk berkembang.
Sadar akan pentingnya kualitas layanan terhadap para pelanggannya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus berupaya menyelesaikan pembangunan infrastruktur backbone berupa fiber optic yang membentang dari Banda Aceh sampai dengan Kupang, masing-masing melingkari (ring) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Denpasar dan Mataram (JaKa2-LaDeMa) serta yang terakhir diselesaikan adalah rute Mataram–Kupang dengan nama proyek Mataram-Kupang Cable System (MKCS).
Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah mengatakan, hingga saat ini, Telkom telah mengoperasikan jaringan infrastruktur broadband Nasional sepanjang 26.299 km yang terdiri atas fiber optic backbone antar kota dan serat optik dalam kota (regional metro). Bentangan ini mencakup Ring Sumatera sepanjang 6.891 km, Ring Jawa sepanjang 8.178 km, Ring Kalimantan sepanjang 4,293 km, Ring Sulawesi sepanjang 5.422 km serta Ring Bali – Nusra sepanjang 1.490 km. “Bentangan jaringan infrastruktur tersebut dinamakan Nusantara Super Highway,” jelas Rinaldi.
Saat ini, lanjut Rinaldi, Telkom bersiap menuntaskan pembangunan jaringan serat optik tersebut dari Manado-Papua dengan rute melalui Ternate, Sorong, Manokwari, Biak, Jayapura dan Ternate, Ambon, Fakfak, Timika sepanjang 5.693 km kabel laut. Proyek Sulawesi, Maluku, Papua Cable System (SMPCS) ini akan beroperasi secara bertahap mulai 2013.
Diharapkan dengan selesainya proyek ini maka jaringan infrastruktur Nusantara Super Highway sudah menghubungkan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (ank)
Walau berbagai kalangan mengatakan industri telekomunikasi di Indonesia khususnya pertambahan jumlah pelanggan tahun ini sudah mulai jenuh. Namun peluang bagi pertumbuhan industri telekomunikasi masih terbuka lebar.
Untuk itu, operator harus jeli melihat potensi yang masih bisa dikembangkan. Inovasi baru diperlukan dalam menunjang pertumbuhan industri telekomunikasi. Jika tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya ramai dibicarakan mengenai perang tarif, tahun ini sepertinya perang tarif bukan lagi isu yang kuat, masyarakat mulai mempertanyakan kualitas dan kenyamanan mereka dalam berkomunikasi.
Sehingga operator telekomunikasi dituntut untuk terus mengembangkan jaringannya. Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengatakan, tahun ini secara keseluruhan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi operator telekomunikasi. Persaingan yang makin berat bagi operator telekomunikasi di tahun ini akan menyebabkan operator dengan asupan modal minim dinilai tidak bisa bertahan lantaran industri ini membutuhkan modal besar untuk berkembang.
Sadar akan pentingnya kualitas layanan terhadap para pelanggannya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus berupaya menyelesaikan pembangunan infrastruktur backbone berupa fiber optic yang membentang dari Banda Aceh sampai dengan Kupang, masing-masing melingkari (ring) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Denpasar dan Mataram (JaKa2-LaDeMa) serta yang terakhir diselesaikan adalah rute Mataram–Kupang dengan nama proyek Mataram-Kupang Cable System (MKCS).
Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah mengatakan, hingga saat ini, Telkom telah mengoperasikan jaringan infrastruktur broadband Nasional sepanjang 26.299 km yang terdiri atas fiber optic backbone antar kota dan serat optik dalam kota (regional metro). Bentangan ini mencakup Ring Sumatera sepanjang 6.891 km, Ring Jawa sepanjang 8.178 km, Ring Kalimantan sepanjang 4,293 km, Ring Sulawesi sepanjang 5.422 km serta Ring Bali – Nusra sepanjang 1.490 km. “Bentangan jaringan infrastruktur tersebut dinamakan Nusantara Super Highway,” jelas Rinaldi.
Saat ini, lanjut Rinaldi, Telkom bersiap menuntaskan pembangunan jaringan serat optik tersebut dari Manado-Papua dengan rute melalui Ternate, Sorong, Manokwari, Biak, Jayapura dan Ternate, Ambon, Fakfak, Timika sepanjang 5.693 km kabel laut. Proyek Sulawesi, Maluku, Papua Cable System (SMPCS) ini akan beroperasi secara bertahap mulai 2013.
Diharapkan dengan selesainya proyek ini maka jaringan infrastruktur Nusantara Super Highway sudah menghubungkan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (ank)
()