BUMN akan perbaharui sistem logistik

Selasa, 10 Januari 2012 - 10:27 WIB
BUMN akan perbaharui sistem logistik
BUMN akan perbaharui sistem logistik
A A A
Sindonews.com - Keinginan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam berperan untuk menurunkan biaya logistik bisa dilakukan jika memperbaharui sistem logistiknya.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, jika BUMN bisa memperbaharui sistem logistiknya, maka peranan BUMN untuk menurunkan biaya logistik nasional akan besar.

Mantan dirut PLN tersebut juga menginginkan peran BUMN dalam menurunkan biaya logistik nasional tersebut nantinya bisa berasal dari logistik beras, minyak sawit, semen, dan pupuk. Dengan adanya rencana tersebut diharapkan biaya logistik di Indonesia bisa turun lebih dari 50 persen.

"Kita ada problem, logistik kita mahal sekali. BUMN harus berperan untuk menurunkan biaya logistik nasional. BUMN kan ada logistik beras, minyak sawit, semen, dan pupuk. Jika rencana ini terlaksana, maka akan terlihat misalnya bongkar beras 15 hari bisa jadi lima hari. Dua per tiga biaya bisa terpangkas," ungkapnya kala ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jalan Merdeka Selatan.

Misalnya, dia melanjutkan, pengiriman ekspor sawit Indonesia yang masih menggunakan kapal kecil, karena pantai timur Sumatera tak ada pelabuhan besar. Sehingga, kecenderungannya Indonesia menggunakan transit pelabuhan di Singapura yang menjadikan biaya logistik menjadi mahal.

Adapun salah satu cara yang akan dilakukan oleh pihak BUMN guna menurunkan biaya logistik yaitu dari sisi beras. Dia mengakui sudah berbicara dengan dirut Bulog untuk mengubah pengiriman beras tidak lagi dalam bentuk karung kecil, tapi dimasukkan dalam karung besar berukuran 0,5-1 ton, sehingga bongkar muatnya bisa lebih cepat.

"Sekarang di satu daerah pelabuhan mengeluh, begitu kapal Bulog datang maka 'kiamat' apalagi musim hujan. Karena mengangkut beras satu karung kecil dalam satu kapal diangkut 15 hari. Akhirnya, kapal lain yang ingin merapat harus menunggu di tengah laut," paparnya.

Di sisi lain, dirinya juga mendapat laporan dari Tonasa bahwa ada 13 kapal yang mengantre di laut untuk menunggu pasokan semen sebab produksinya tidak mencukupi. Namun dia menjelaskan, bila nantinya pabrik PT Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR) yaitu pabrik Semen Tuban IV dan Semen Tonasa V sudah berproduksi maka diharapkan kebutuhan semen nasional dapat terpenuhi.

"Saya ke Tonasa, saya betul-betul prihatin, ada 13 kapal yang antre di laut, menunggu semen. Sebab produksi semen tak cukup. Jika Juli nanti pabrik Semen Tonasa V berproduksi, maka akan tercukupi," kata Dahlan.

Jika melihat hal tersebut, Dahlan menilai dengan antrean kapal tersebut maka pembangunan daerah di Indonesia timur terhambat. Biaya angkutnya menjadi mahal, karena kapal menganggur.

"Ada yang antre dua pekan sampai 20 hari per kapal. Berarti sebetulnya keperluan semen di Indonesia timur luar biasa. Artinya, ekonomi bergerak. Jangan sampai pertumbuhan ekonomi terhambat karena tak ada semen. Jika dulu terhambat karena tak ada listrik. Oleh karenanya, kita kontrol terus agar pembangunan pabrik Tonasa V tak molor, termasuk power plant-nya sedang dibangun," pungkasnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6401 seconds (0.1#10.140)