Musim hujan, jagung bakar Cikebo laris manis
A
A
A
Sindonews.com - Memasuki musim penghujan, jagung bakar Cikebo di Desa Tegal Sari, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, kerap dijadikan makanan alternatif. Dengan hanya merogoh Rp5.000, pembeli sudah bisa menikmati jagung bakar Cikebo dengan rasa yang sangat bervariatif.
Dengan ukuran yang besar, rasa manis dan kenyal, menjadi salah satu daya tarik jagung bakar Cikebo. Permintaan jagung bakar jenis ini berkisar 50-100 buah/hari.
“Selama musim hujan ini, permintaan bisa sampai 100 buah. Tekstur biji jagung ini gurih dan manis,” kata pedagang jagung bakar Cikebo, Iis, kemarin.
Permintaan jagung bakar Cikebo meningkat menjelang sore hari. Pada pukul 15.00 WIB, puluhan warung jagung bakar Cikebo yang berderet di pinggir jalan yang menghubungkan Majalengka-Kuningan akan dipenuhi kendaraan bermotor.
“Biasanya pas pulang kerja atau pulang sekolah. Malah kalau turun hujan makin banyak pembeli, mungkin sekalian ikut berteduh,” ungkapnya.
Murahnya harga yang dibanderol untuk satu buah jagung bakar juga menjadi daya tarik warga untuk singgah dan menikmati jagung bakar khas Majalengka itu. “Paling murah Rp2.500 per buah,” ucap Iis.
Pembeli tidak perlu menunggu lama untuk bisa menikmati jagung bakar Cikebo. Dalam waktu sekitar 30 menit, pembeli sudah bisa menikmati jagung bakar hangat dengan aroma yang menusuk hidung.
“Sekira 30 menit, tapi kalau lagi rame mah agak lama, karena ngantre,” ujarnya.
Selain rasa manis alami, pembeli dapat menikmati jagung bakar Cikebo dengan rasa pedas. Meski memiliki beraneka macam rasa, namun tidak berpengaruh pada harga yang dibanderol. “Kebanyakan yang minta jagung bakar manis bawaan, baik pedas maupun manis, harga tetap sama,” kata Iis. (bro)
Dengan ukuran yang besar, rasa manis dan kenyal, menjadi salah satu daya tarik jagung bakar Cikebo. Permintaan jagung bakar jenis ini berkisar 50-100 buah/hari.
“Selama musim hujan ini, permintaan bisa sampai 100 buah. Tekstur biji jagung ini gurih dan manis,” kata pedagang jagung bakar Cikebo, Iis, kemarin.
Permintaan jagung bakar Cikebo meningkat menjelang sore hari. Pada pukul 15.00 WIB, puluhan warung jagung bakar Cikebo yang berderet di pinggir jalan yang menghubungkan Majalengka-Kuningan akan dipenuhi kendaraan bermotor.
“Biasanya pas pulang kerja atau pulang sekolah. Malah kalau turun hujan makin banyak pembeli, mungkin sekalian ikut berteduh,” ungkapnya.
Murahnya harga yang dibanderol untuk satu buah jagung bakar juga menjadi daya tarik warga untuk singgah dan menikmati jagung bakar khas Majalengka itu. “Paling murah Rp2.500 per buah,” ucap Iis.
Pembeli tidak perlu menunggu lama untuk bisa menikmati jagung bakar Cikebo. Dalam waktu sekitar 30 menit, pembeli sudah bisa menikmati jagung bakar hangat dengan aroma yang menusuk hidung.
“Sekira 30 menit, tapi kalau lagi rame mah agak lama, karena ngantre,” ujarnya.
Selain rasa manis alami, pembeli dapat menikmati jagung bakar Cikebo dengan rasa pedas. Meski memiliki beraneka macam rasa, namun tidak berpengaruh pada harga yang dibanderol. “Kebanyakan yang minta jagung bakar manis bawaan, baik pedas maupun manis, harga tetap sama,” kata Iis. (bro)
()