Konsumsi plastik bisa naik mencapai 8%
A
A
A
Sindonews.com - Konsumsi plastik nasional diperkirakan bisa mengalami kenaikan sekitar 7-8 persen pada tahun ini. Ketua bidang Olefin, Asosiasi Industri Plastik dan Olefin (Inaplas) Suhat Miyarso mengatakan, pertumbuhan itu didukung oleh kondisi perekonomian yang semakin bagus.
Konsumsi polietilena (PE) pada tahun lalu adalah sekitar 800.000 ton. Sedangkan konsumsi polipropilena (PP) adalah 900.000 ton. Di mana sekitar 480.000 ton PP diproduksi oleh Chandra Asri, sedangkan 360.000 ton oleh Polytama, dan 40.000 ton oleh Pertamina.
“Saat ini, kami sedang mengkaji dampak krisis di Eropa terhadap sektor kimia nasional. Karena, industri kita juga ada yang mengekspor dan mengimpor,” kata Suhat di Jakarta.
Inaplas mencatat, utilisasi produksi PP sepanjang Januari - September 2011 hanya 49,77 persen. Produksi PP selama periode itu adalah sebesar 325.000 ton dari kapasitas terpasang sebesar 653.000 ton.
Utilisasi produksi high-density PE (HDPE) dan linear low-density PE (LLDPE) industri nasional selama Januari—September 2011 masing-masing adalah sebesar 76,82 persen dan 82,57 persen.
Produksi HDPE selama tiga kuartal pertama di 2011 adalah 242.000 ton, dari kapasitas terpasang sebesar 315.000 ton. Sedangkan produksi LLDPE pada periode yang sama sebesar 218.000 ton dari kapasitas terpasang sebesar 264.000 ton.
“Hal itu karena produksi oleh Polytama belum beroperasi. Selain itu, PT Chandra Asri juga melakukan overhaul sekitar 1,5 bulan. Padahal, konsumsi naik terus,” jelasnya.
Untuk tahun ini, lanjutnya, Polytama dipastikan bisa kembali melakukan produksi secara maksimal. Selain itu, Chandra Asri juga mendorong kapasitas produksi setelah overhaul.
“Karena itu, dengan pertumbuhan konsumsi, kami yakin bisa dipasok maksimal dari dalam negeri. Setidaknya, dengan utilisasi produksi hingga 90 persen. Jadi, impornya bisa ditekan,” ujarnya. (ank)
Konsumsi polietilena (PE) pada tahun lalu adalah sekitar 800.000 ton. Sedangkan konsumsi polipropilena (PP) adalah 900.000 ton. Di mana sekitar 480.000 ton PP diproduksi oleh Chandra Asri, sedangkan 360.000 ton oleh Polytama, dan 40.000 ton oleh Pertamina.
“Saat ini, kami sedang mengkaji dampak krisis di Eropa terhadap sektor kimia nasional. Karena, industri kita juga ada yang mengekspor dan mengimpor,” kata Suhat di Jakarta.
Inaplas mencatat, utilisasi produksi PP sepanjang Januari - September 2011 hanya 49,77 persen. Produksi PP selama periode itu adalah sebesar 325.000 ton dari kapasitas terpasang sebesar 653.000 ton.
Utilisasi produksi high-density PE (HDPE) dan linear low-density PE (LLDPE) industri nasional selama Januari—September 2011 masing-masing adalah sebesar 76,82 persen dan 82,57 persen.
Produksi HDPE selama tiga kuartal pertama di 2011 adalah 242.000 ton, dari kapasitas terpasang sebesar 315.000 ton. Sedangkan produksi LLDPE pada periode yang sama sebesar 218.000 ton dari kapasitas terpasang sebesar 264.000 ton.
“Hal itu karena produksi oleh Polytama belum beroperasi. Selain itu, PT Chandra Asri juga melakukan overhaul sekitar 1,5 bulan. Padahal, konsumsi naik terus,” jelasnya.
Untuk tahun ini, lanjutnya, Polytama dipastikan bisa kembali melakukan produksi secara maksimal. Selain itu, Chandra Asri juga mendorong kapasitas produksi setelah overhaul.
“Karena itu, dengan pertumbuhan konsumsi, kami yakin bisa dipasok maksimal dari dalam negeri. Setidaknya, dengan utilisasi produksi hingga 90 persen. Jadi, impornya bisa ditekan,” ujarnya. (ank)
()