Konsumsi kertas dan pulp berpotensi tumbuh 4%

Kamis, 12 Januari 2012 - 14:40 WIB
Konsumsi kertas dan pulp berpotensi tumbuh 4%
Konsumsi kertas dan pulp berpotensi tumbuh 4%
A A A
Sindonews.com - Konsumsi bubur kertas (pulp) dan kertas diperkirakan bisa bertumbuh sekira 4,2 persen pada tahun ini. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mencatat, konsumsi kertas nasional per kapita saat ini adalah 30 kilogram (kg) per tahun. Jumlah itu lebih rendah apabila dibandingkan dengan Malaysia yang sebesar 100 kg per kapita per tahun dan negara-negara ASEAN sebesar 50-60 kg per kapita per tahun.

Ketua Umum APKI Misbahul Huda mengatakan, dengan konsumsi tersebut industri pulp dan kertas nasional masih memiliki peluang besar untuk pertumbuhan tinggi.

"Industri pulp dan kertas masih tergolong sunrise karena potensi pertumbuhannya masih tinggi. Ekspor sektor ini bahkan masih diandalkan untuk kontribusinya terhadap devisa negara," kata Misbahul di Jakarta, Kamis (12/1/2012).

Direktur Sinarmas Pulp and Paper Product Suhendra Wiriadinata menjelaskan, potensi pasar domestik serta produktivitas bahan baku merupakan faktor-faktor pendorong pertumbuhan industri pulp dan kertas nasional.

"Tanaman kita bisa diproduksi tiga kali lebih cepat dibandingkan hutan di Amerika Utara atau Skandinavia," ucap Suhendra.

Selain itu, pertumbuhan industri pulp dan kertas juga didorong kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat. Sementara, lanjutnya, sekira 40-50 persen dari produksi pulp dan kertas Indonesia telah diekspor ke sejumlah negara, terutama Asia, Afrika, dan Timur Tengah.

Suhendra optimistis, krisis ekonomi di Eropa tidak akan menghambat industri pulp dan kertas nasional. Menurutnya, krisis malah berdampak terhadap industri serupa di wilayah itu. "Beberapa di antaranya diprediksi bakal kolaps. Pada saat itu, produksi kita akan mengisi kekosongan pasar yang selama ini mereka kuasai," tegasnya.

Lebih lanjut Misbahul mengatakan, industri pulp dan kertas Indonesia ditargetkan menjadi pemain nomor lima di dunia selama kurun waktu empat tahun ke depan. Saat ini, Indonesia masih menempati urutan sembilan.

Dia menjelaskan, saat ini ada 79 pabrik kertas di Indonesia dan 14 pabrik pulp. Produksi kertas Indonesia pada tahun lalu diperkirakan mencapai 10 juta ton, atau 83 persen dari kapasitas produksi nasional yang sebesar 12 juta ton. Sedangkan produksi pulp pada periode yang sama mencapai tujuh juta ton dari kapasitas industri sebesar 8,9 juta ton.

Di sisi lain, Misbahul mengatakan, industri kertas dan pulp nasional saat ini tengah menghadapi sejumlah tuduhan terkait isu lingkungan hidup dari LSM. Hal itu, kata dia, bisa menekan penjualan serta investasi.

"Kayu yang kita gunakan dibilang ilegal dan hasil penebangan liar. Padahal bukan seperti itu. Kayu yang kita pakai berizin. Kayu industri pulp adalah sebagian besar kayu HTI," jelasnya.

Selain itu, masalah-masalah sosial yang terjadi akibat ketidakpastian hukum juga dikhawatirkan akan mempengaruhi niat investor yang ingin berinvestasi di sektor kertas dan pulp. “Tidak adanya kepastian hukum bisa membuat para investor takut,” ucapnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3300 seconds (0.1#10.140)