TPPI akan bangun pabrik aromatik
A
A
A
Sindonews.com - PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) akan membangun pabrik aromatik dengan kapasitas 500.000-600.000 ton per tahun di Tuban, Jawa Timur.
Rencana investasi itu akan terealisasi setelah masalah hutang kepada Pertamina, Perusahaan Pengelola Aset (PPA), dan BP Migas bisa diselesaikan.
Seperti diketahui, TPPI memiliki utang kepada Pertamina sebesar USD548 juta, BP Migas USD180 juta, dan PT Perusahaan Pengelola Aset Rp3,27 triliun.
“Akan dimulai tahun 2013, setelah semua kewajiban selesai. Setelah selesai, kapasitas bertambah menjadi 1-1,3 juta ton,” kata Presiden Direktur PT Tuban Petrochemical Industries (Tuban Petro) Amir Sambodo di Jakarta.
Dia mengatakan, penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) telah dilakukan pada 28 Desember 2011. Selama 75 hari hingga 23 Maret 2012, semua hutang TPPI sudah harus diselesaikan.
MRA merupakan payung restrukturisasi utang induk usaha TPPI, PT Tuban Petrochemical Industries, yang akan memperoleh pendanaan dari Deutsche Bank. Skema MRA-nya berupa pembayaran tunai dengan nilai 400 juta dolar dan Rp1 triliun.
“Mulai Mei 2012, produksi TPPI sudah bisa mencapai utilisasi 70 persen. Sementara itu, kita masih membutuhkan satu pabrik aromatik lagi. Karena itu kami melakukan ekspansi tadi,” jelasnya.
Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) mencatat, saat ini Indonesia memiliki empat jenis aromatik, yakni Paraxylene dan Benzenen yang diproduksi oleh Pertamina dan TPPI dengan kapasitas masing-masing sebesar 770.000 ton dan 461.000 ton. TPPI juga memproduksi Toluene berkapasitas 75.000 ton dan Orthoxylene 80.000 ton. (ank)
Rencana investasi itu akan terealisasi setelah masalah hutang kepada Pertamina, Perusahaan Pengelola Aset (PPA), dan BP Migas bisa diselesaikan.
Seperti diketahui, TPPI memiliki utang kepada Pertamina sebesar USD548 juta, BP Migas USD180 juta, dan PT Perusahaan Pengelola Aset Rp3,27 triliun.
“Akan dimulai tahun 2013, setelah semua kewajiban selesai. Setelah selesai, kapasitas bertambah menjadi 1-1,3 juta ton,” kata Presiden Direktur PT Tuban Petrochemical Industries (Tuban Petro) Amir Sambodo di Jakarta.
Dia mengatakan, penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) telah dilakukan pada 28 Desember 2011. Selama 75 hari hingga 23 Maret 2012, semua hutang TPPI sudah harus diselesaikan.
MRA merupakan payung restrukturisasi utang induk usaha TPPI, PT Tuban Petrochemical Industries, yang akan memperoleh pendanaan dari Deutsche Bank. Skema MRA-nya berupa pembayaran tunai dengan nilai 400 juta dolar dan Rp1 triliun.
“Mulai Mei 2012, produksi TPPI sudah bisa mencapai utilisasi 70 persen. Sementara itu, kita masih membutuhkan satu pabrik aromatik lagi. Karena itu kami melakukan ekspansi tadi,” jelasnya.
Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) mencatat, saat ini Indonesia memiliki empat jenis aromatik, yakni Paraxylene dan Benzenen yang diproduksi oleh Pertamina dan TPPI dengan kapasitas masing-masing sebesar 770.000 ton dan 461.000 ton. TPPI juga memproduksi Toluene berkapasitas 75.000 ton dan Orthoxylene 80.000 ton. (ank)
()