300 unit converter untuk Jakarta

Kamis, 12 Januari 2012 - 19:52 WIB
300 unit converter untuk...
300 unit converter untuk Jakarta
A A A
Sindonews.com - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan menyediakan pasokan Converter sebesar 300 unit untuk wilayah jakarta sampai dengan 1 April 2012.

Hal ini disampaikan oleh program manager PT DI Ahmad Saichu dalam rangkaian acara kunjungan Wakil Menteri ESDM Widjajono ke kantor PT Autogas Indonesia untuk pemasangan converter kit di mobilnya.

Sebenarnya PT DI menyediakan 500 unit, namun dibagi atas wilayah Jakarta sebesar 300 unit dan Palembang sebesar 200 unit. Pengembangan Palembang untuk Bahan Bakar Gas memang sudah berlangsung lama, maka dari itu perusahaan tersebut selalu menyiapkan pasokan khusus Palembang.

Sementara itu Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo menegaskan kemampuan untuk membuat satu juta unit dalam satu tahun.

"Jika sudah LGV minded, bikin satu juta setahun juga bisa, karena perusahaan kalau ada yang beli pasti bikin. Kalau enggak, ya ngapain. Begitu mereka sudah seneng pakai gas, karena lebih bersih dan suaranya enak terdengar, mereka akan bikin berapa saja permintaan pasar. Kalau ini jalan, ya nanti PT DI bisa bikin pesawat lagi, mobil juga bisa," tandasnya.

Mengenai kualitas dari converter tersebut, Ahmad menjelaskan, belum adanya standar internasional, seperti halnya pada pesawat yang memakai standar FAR (internasional) sehingga bisa diakui dunia. "Sampai saat ini baru ada SNI, kita pakai ini dulu. Ini tidak masalah," ungkapnya.

Sedangkan harga yang cukup mahal akan menjadi kendala tersendiri bagi masyarakat pengguna converter nantinya, apalagi tidak semua konsumen adalah masyarakat kelas ekonomi atas.

"Untuk pembeli yang kurang mampu seperti Guru SD bisa minta beasiswa, maksudnya harus ada keterangan lurah dan sekolah bahwa dia tidak mampu. Insentifnya nanti di converter kit-nya bukan bahan bakarnya," ujar widjajono.

Sebelumnya Menteri Perindustrian MS Hidayat mengungkapkan, dari dalam negeri sendiri PT DI telah menyanggupi untuk membentuk converter kit tersebut, namun masih dengan jumlah yang terbatas.

Karenanya, jika terpaksa pemerintah akan melakukan impor alat tersebut. Namun, Hidayat mengungkapkan, jika memang pemerintah akan melakukan impor converter kit, maka hanya dalam kisaran lima hingga 10 persen saja.

"Kita juga bisa (jadikan) itu benchmark kan, 90 persen nanti dibikin nasional bagus juga," tutur dia. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0560 seconds (0.1#10.140)