Pasar timah domestik terus didukung

Sabtu, 14 Januari 2012 - 13:38 WIB
Pasar timah domestik...
Pasar timah domestik terus didukung
A A A
Sindonews.com - Dukungan untuk membentuk pasar timah internasional di dalam negeri terus mengalir. Setelah sebelumnya PT Timah (Persero) Tbk dan PT Kobatin sepakat untuk menjual hasil produksi timahnya melalui bursa ICDX dengan kode INATin, kini giliran sejumlah pengusaha smelter di Bangka Belitung mengalirkan dukungannya.

Hal itu dinyatakan oleh Presiden Asosiasi Timah Indonesia (ITA) Hidayat Arsani dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta. Padahal sebelumnya, ITA yang menaungi lebih kurang 20 pengusaha smelter di Bangka Belitung, menolak untuk menjual hasil produksinya melalui ICDX.

Seperti diketahui, ICDX adalah pasar derivatif untuk produk timah yang memperdagangkan timah produksi Indonesia dengan Kode INATin. Namun dalam pertemuan tersebut, ITA mengusulkan agar code INATin diganti dengan nama lain yang lebih mewakili karakter pulau Bangka Belitung. Harapannya, nama kepulauan Bangka Belitung sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia, turut mendunia seiring kian populernya produk timah asal Indonesia.

Pembentukan pasar timah internasional di Indonesia merupakan langkah strategis, mengingat Indonesia adalah pengekspor timah terbesar di dunia. Namun dalam kenyataannya, Indonesia tidak berdaya menghadapi ulah para spekulan yang kerap mempermainkan harga. Dengan adanya pasar timah internasional di Indonesia, seluruh produsen timah berharap agar harga timah bisa terkendali.

Dengan terkendalinya harga timah, seluruh produsen timah Indonesia, seperti PT Timah (Persero) Tbk tidak lagi merugi terus menerus. Dengan begitu, para produsen timah Indonesia bisa melaksanakan kewajibannya, mulai dari reklamasi hingga membiayai kegiatan CSR.Terkait pergantian nama,

Direktur Utama PT Timah (Persero) Tbk yang juga ditunjuk sebagai Ketua Pembentukan Bangka Tin Market, Wachid Usman, menyatakan bahwa pihaknya tidak keberatan. “Karena perubahan tersebut hanya pergantian kode transaksi di ICDX saja,” ungkap Wachid.

Pada kesempatan tersebut, Wachid juga menjelaskan bahwa terbentuknya pasar timah internasional di Indonesia melalui ICDX adalah langkah awal untuk menciptakan pasar timah internasional di Bangka Belitung.

Namun kendalanya, selain kekurangan sumberdaya manusia, untuk saat ini infrastruktur pun masih dianggap belum memadai. “Semua tergantung kesiapan kita. Bisa hari ini, besok atau tahun depan. Tetapi selama belum siap, kita tetap menjual produk timah melalui ICDX,” ungkap Wachid.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0570 seconds (0.1#10.140)