Kinerja BPR makin produktif
A
A
A
Sindonews.com – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto menyatakan bahwa tahun 2011 kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) lebih dinamis dan produktif dibanding tahun 2010.
“Angka pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun 2011 mencapai 21,1 persen dibanding tahun sebelumnya,” jelas Joko Suyanto saat ditanya soal kinerja BPR, di Solo, Jawa Tengah, Selasa (17/1/2012).
Lebih lanjut Ia juga mengemukakan bahwa jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun 2011 hingga bulan November tumbuh mencapai 22,3 persen. “Hal itu menunjukkan bahwa BPR belakangan ini sudah lebih agresif,” tandasnya.
Sekedar informasi BPR ialah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan usaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.
BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut secara jelas disebutkan bahwa ada dua jenis bank, yakni Bank Umum dan BPR.
Fungsi pokok BPR yakni sebagai penyalur kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah, dan menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat BPR menggunakan prinsip 3T, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran.
Karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan nasabah.
Terkait dengan penyaluran kredit, Joko Suyanto menjelaskan bahwa kredit yang disalurkan oleh 1.684 BPR di Indonesia sepanjang tahun 2011 mencapai angka Rp40,6 triliun. “Sebagian dimanfaatkan untuk membiayai sebanyak 3,1 juta pelaku usaha di sektor mikro,” ungkapnya.
Menurutnya lagi, 46 persen kredit yang disalurkan BPR digunakan nasabah sebagai kredit konsumtif atau tujuan lain, sedang 54 persen lainnya digunakan nasabah untuk modal kerja dan investasi. (ank)
“Angka pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun 2011 mencapai 21,1 persen dibanding tahun sebelumnya,” jelas Joko Suyanto saat ditanya soal kinerja BPR, di Solo, Jawa Tengah, Selasa (17/1/2012).
Lebih lanjut Ia juga mengemukakan bahwa jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) tahun 2011 hingga bulan November tumbuh mencapai 22,3 persen. “Hal itu menunjukkan bahwa BPR belakangan ini sudah lebih agresif,” tandasnya.
Sekedar informasi BPR ialah salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan usaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan.
BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut secara jelas disebutkan bahwa ada dua jenis bank, yakni Bank Umum dan BPR.
Fungsi pokok BPR yakni sebagai penyalur kredit kepada para pengusaha mikro, kecil dan menengah, dan menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat BPR menggunakan prinsip 3T, tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran.
Karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan nasabah.
Terkait dengan penyaluran kredit, Joko Suyanto menjelaskan bahwa kredit yang disalurkan oleh 1.684 BPR di Indonesia sepanjang tahun 2011 mencapai angka Rp40,6 triliun. “Sebagian dimanfaatkan untuk membiayai sebanyak 3,1 juta pelaku usaha di sektor mikro,” ungkapnya.
Menurutnya lagi, 46 persen kredit yang disalurkan BPR digunakan nasabah sebagai kredit konsumtif atau tujuan lain, sedang 54 persen lainnya digunakan nasabah untuk modal kerja dan investasi. (ank)
()