April, pemenang tender EPC FSRU Jateng diumumkan
A
A
A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) mengatakan telah melaksanakan tender Engineering, Procurement and Construction (EPC) proyek Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Jawa Tengah yang akan diumumkan pemenangnya di April 2012.
"Tender telah dimulai Januari ini dan diharapkan bisa ditetapkan pemenangnya pada April 2012," ujar Senior Vice President Pertamina Nanang Untung, di Jakarta, Kamis (19/1/2012).
Menurutnya pekerjaan konstruksi FSRU Jateng tersebut diperkirakan mencapai 13 bulan dan gasnya akan dijual ke PT PLN (Persero). "Selain Jateng, kami juga tengah mencari alokasi gas untuk proyek regasifikasi kilang Liqufied Natural Gas (LNG) Arun di Aceh," ungkapnya.
Nanang mengatakan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 2011 mengamanatkan adanya pembangunan tiga FSRU di Jakarta, Medan, dan Semarang. "Selain juga membangun tujuh terminal LNG skala kecil di kawasan Indonesia bagian timur," ungkapnya.
Sementara itu, lanjut dia total kapastias dari ketiga FSRU tersebut sebesar 8,5 juta ton. "FSRU di Jakarta akan dibangun berkapasitas tiga juta ton per tahun, Medan 2,5 juta ton, dan Semarang 3 juta ton," katanya.
Di luar inpres itu, lanjut dia juga direncanakan pembangunan satu unit konversi kilang LNG menjadi receiving terminal di Arun. "Sedangkan terminal Arun direncanakan berkapasitas 2,5 juta ton dan tujuh terminal kecil 1,5 juta ton per tahun.
Namun, pasokan LNG yang sudah pasti baru untuk FSRU Jakarta yang berasal dari Kilang Bontang, Kaltim sebesar 1,5 juta ton per tahun.
PT Pertamina (Persero) memperkirakan pengoperasian proyek FSRU di Jawa Tengah ini senilai USD400 juta. Namun Nanang mengatakan pihaknya belum juga memperoleh kepastian pasokan LNG dari pemerintah untuk FSRU tersebut.
"Awalnya, kami berharap bisa dioperasikan pada Maret 2013 mendatang. Namun, karena belum ada kepastian pasokan LNG, bisa mundur ke kuartal ketiga 2013," ujarnya.
Walaupun mengalami kemunduran, lanjut dia pengoperasian FSRU LNG tersebut tidak melewati target yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 2011 di kuartal ketiga 2013.
"Namun kalau kepastian pasokan LNG juga tidak diperoleh, maka target inpres bakal terlampaui juga. Karenanya, kami harapkan pemerintah segera memberi kepastian alokasi LNG-nya," tegasnya.
Dirinya menyatakan saat ini pihaknya sedang intensif melakukan pembicaraan pasokan LNG dari Kilang Bontang. Namun, tanpa dukungan pemerintah, Pertamina akan sulit memperoleh kepastian pasokannya. "Setelah ada kepastian pasokan, baru nanti kami bicarakan teknisnya dengan produsen," katanya.
Menurutnya pihaknya memang memprioritaskan pasokan LNG dari domestik karena selain alasan kepentingan nasional juga harga LNG impor masih tinggi dan harga domestik lebih bisa dikendalikan. "Kami berharap memperoleh alokasi LNG minimal 1,5 juta ton per tahun atau setengah kapasitas FRSU Jateng sebesar tiga juta ton per tahun," pungkasnya. (ank)
"Tender telah dimulai Januari ini dan diharapkan bisa ditetapkan pemenangnya pada April 2012," ujar Senior Vice President Pertamina Nanang Untung, di Jakarta, Kamis (19/1/2012).
Menurutnya pekerjaan konstruksi FSRU Jateng tersebut diperkirakan mencapai 13 bulan dan gasnya akan dijual ke PT PLN (Persero). "Selain Jateng, kami juga tengah mencari alokasi gas untuk proyek regasifikasi kilang Liqufied Natural Gas (LNG) Arun di Aceh," ungkapnya.
Nanang mengatakan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 2011 mengamanatkan adanya pembangunan tiga FSRU di Jakarta, Medan, dan Semarang. "Selain juga membangun tujuh terminal LNG skala kecil di kawasan Indonesia bagian timur," ungkapnya.
Sementara itu, lanjut dia total kapastias dari ketiga FSRU tersebut sebesar 8,5 juta ton. "FSRU di Jakarta akan dibangun berkapasitas tiga juta ton per tahun, Medan 2,5 juta ton, dan Semarang 3 juta ton," katanya.
Di luar inpres itu, lanjut dia juga direncanakan pembangunan satu unit konversi kilang LNG menjadi receiving terminal di Arun. "Sedangkan terminal Arun direncanakan berkapasitas 2,5 juta ton dan tujuh terminal kecil 1,5 juta ton per tahun.
Namun, pasokan LNG yang sudah pasti baru untuk FSRU Jakarta yang berasal dari Kilang Bontang, Kaltim sebesar 1,5 juta ton per tahun.
PT Pertamina (Persero) memperkirakan pengoperasian proyek FSRU di Jawa Tengah ini senilai USD400 juta. Namun Nanang mengatakan pihaknya belum juga memperoleh kepastian pasokan LNG dari pemerintah untuk FSRU tersebut.
"Awalnya, kami berharap bisa dioperasikan pada Maret 2013 mendatang. Namun, karena belum ada kepastian pasokan LNG, bisa mundur ke kuartal ketiga 2013," ujarnya.
Walaupun mengalami kemunduran, lanjut dia pengoperasian FSRU LNG tersebut tidak melewati target yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 2011 di kuartal ketiga 2013.
"Namun kalau kepastian pasokan LNG juga tidak diperoleh, maka target inpres bakal terlampaui juga. Karenanya, kami harapkan pemerintah segera memberi kepastian alokasi LNG-nya," tegasnya.
Dirinya menyatakan saat ini pihaknya sedang intensif melakukan pembicaraan pasokan LNG dari Kilang Bontang. Namun, tanpa dukungan pemerintah, Pertamina akan sulit memperoleh kepastian pasokannya. "Setelah ada kepastian pasokan, baru nanti kami bicarakan teknisnya dengan produsen," katanya.
Menurutnya pihaknya memang memprioritaskan pasokan LNG dari domestik karena selain alasan kepentingan nasional juga harga LNG impor masih tinggi dan harga domestik lebih bisa dikendalikan. "Kami berharap memperoleh alokasi LNG minimal 1,5 juta ton per tahun atau setengah kapasitas FRSU Jateng sebesar tiga juta ton per tahun," pungkasnya. (ank)
()