Pasar tradisional Solo kiblat revitalisasi pasar
A
A
A
Sindonews.com - Dengan penataan yang apik pasar tradisional di Kota Solo menjadi acuan penyelenggaraan program revitalisasi pasar tradisional di Indonesia. Inovasi dan pengembangan bisnis di dalamnya menjadi acuan dalam konsep revitalisasi pasar merakyat.
Program pasar percontohan yang dilakukan Kementerian Perdagangan guna menciptakan pasar yang lebih bersih, nyaman, segar, aman, jujur, higienis dan ramah lingkungan serta sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku puas dengan hasil penataan Pasar Gede yang baru saja dikunjunginya. Pasar yang dibangun pada 1820 ini sampai sekarang tetap menjadi primadona perekonomian rakyat di Kota Bengawan, serta mampu bertahan di tengah modernisasi bisnis. Untuk itulah pantas bahwa acuan program revitalisasi pasar tradisional di Indonesia berkiblat dari Pasar Gede Solo.
“Bangunan yang kokoh, rapi, nyaman dan bersih sangat menopang terjadi transaksi. Nilai transaksinya mencapai Rp 4 miliar dengan bentuk retail dan grosir,” jelas Gita dalam kunjungannya di Pasar Gede Solo, Jumat (20/1/2012) .
Revitalisasi pasar tradisional di Indonesia bisa jadi memakai standar yang dimiliki Pasar Gede Solo, tapi bisa pula muncul inovasi baru sejalan dengan kajian yang dilakukan kementrian.
Kedatangannya Gita di Solo untuk meninjau Pasar Gede yang menyabet juara pertama lomba pasar tradisional se-Jawa tengah. Untuk juara kedua diraih Pasar Kebonpolo, Magelang, selanjutnya Pasar Jatingaleh, Kota Semarang di posisi ketiga.
Gita menjelaskan revitalisasi pasar pada 2012 menyasar 53 kabupaten/ kota dengan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp 400 miliar. Nilai ini lebih kecil dari tahun lalu, yakni Rp 650 miliar di 79 pasar tradisional. Ke depan, anggaran revitalisasi pasar tradisional diupayakan bertambah dalam pembahasan APBN Perubahan 2012.
“Jumlah ini masih kami usahakan ada revisi setelah berdiskusi dengan rekan di DPR. Sumber dana dari APBN-P, minimal sama dengan alokasi tahun lalu,” kata dia. (ank)
Program pasar percontohan yang dilakukan Kementerian Perdagangan guna menciptakan pasar yang lebih bersih, nyaman, segar, aman, jujur, higienis dan ramah lingkungan serta sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku puas dengan hasil penataan Pasar Gede yang baru saja dikunjunginya. Pasar yang dibangun pada 1820 ini sampai sekarang tetap menjadi primadona perekonomian rakyat di Kota Bengawan, serta mampu bertahan di tengah modernisasi bisnis. Untuk itulah pantas bahwa acuan program revitalisasi pasar tradisional di Indonesia berkiblat dari Pasar Gede Solo.
“Bangunan yang kokoh, rapi, nyaman dan bersih sangat menopang terjadi transaksi. Nilai transaksinya mencapai Rp 4 miliar dengan bentuk retail dan grosir,” jelas Gita dalam kunjungannya di Pasar Gede Solo, Jumat (20/1/2012) .
Revitalisasi pasar tradisional di Indonesia bisa jadi memakai standar yang dimiliki Pasar Gede Solo, tapi bisa pula muncul inovasi baru sejalan dengan kajian yang dilakukan kementrian.
Kedatangannya Gita di Solo untuk meninjau Pasar Gede yang menyabet juara pertama lomba pasar tradisional se-Jawa tengah. Untuk juara kedua diraih Pasar Kebonpolo, Magelang, selanjutnya Pasar Jatingaleh, Kota Semarang di posisi ketiga.
Gita menjelaskan revitalisasi pasar pada 2012 menyasar 53 kabupaten/ kota dengan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp 400 miliar. Nilai ini lebih kecil dari tahun lalu, yakni Rp 650 miliar di 79 pasar tradisional. Ke depan, anggaran revitalisasi pasar tradisional diupayakan bertambah dalam pembahasan APBN Perubahan 2012.
“Jumlah ini masih kami usahakan ada revisi setelah berdiskusi dengan rekan di DPR. Sumber dana dari APBN-P, minimal sama dengan alokasi tahun lalu,” kata dia. (ank)
()