Coffee Toffee tak takut pembatasan BBM bersubsidi
A
A
A
Sindonews.com - Pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebenarnya memang harus dilakukan, karena subsidi premium yang dilakukan untuk negara ini sudah tidak masuk akal.
Hal ini disampaikan Managing Director, Coffee Toffee Odi Anindito saat pameran Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center, Minggu (22/1/2012).
"Saya rasa tetap optimis dan harus bisa menghadapi berbagai masalah dalam berbagai keadaan dan kondisi apapun. Kalau memang BBM naik atau ada pembatasan, berarti memang mengharuskan kita untuk berinovasi," ujarnya kepada Sindonews.
Lebih lanjut Odi mengatakan ini adalah tantangan untuk enterpreneur untuk terus memikirkan keseimbangan usaha seperti efisiensi cost dan produksi. "Kalaupun memang seorang enterpreneur sejati, harus wajib menyikapi hal tersebut secara positif," tegasnya.
Bahkan mengenai kerugian yang akan diterima Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) dengan kondisi ini, Odi menegaskan ketidaktakutannya terhadap hal yang akan menimpa usahanya tersebut. Seperti kenaikan harga yang akan membuat berkurangnya konsumen.
"Kenapa harus takut untuk harga naik. Kalaupun naik kan tidak hanya Coffee Toffee yang merasakan pembatasan tersebut. Kita bermain di dunia yang sama, kalaupun terjadi di coffee toffee maka akan terjadi juga di perusahaan yang lain. Maka saatnya menunjukkan kompetitif kita di bidang ini, saya merasa lebih suka," jelasnya.
Kedepannya Coffee Toffee yang sudah berdiri dari tahun 2006 ini berencana untuk tahun 2012 akan lebih fokus pada pengembangan gerai milik sendiri. "Kedepannya gerai dengan pola kemitraan ataupun franchise akan dibatasi dan kita akan mulai melakukan ekspansi. Kita targetkan akan menambah sekitar 10 gerai milik sendiri di Surabaya, Malang, Jakarta Selatan dan Bogor," pungkasnya. (ank)
Hal ini disampaikan Managing Director, Coffee Toffee Odi Anindito saat pameran Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center, Minggu (22/1/2012).
"Saya rasa tetap optimis dan harus bisa menghadapi berbagai masalah dalam berbagai keadaan dan kondisi apapun. Kalau memang BBM naik atau ada pembatasan, berarti memang mengharuskan kita untuk berinovasi," ujarnya kepada Sindonews.
Lebih lanjut Odi mengatakan ini adalah tantangan untuk enterpreneur untuk terus memikirkan keseimbangan usaha seperti efisiensi cost dan produksi. "Kalaupun memang seorang enterpreneur sejati, harus wajib menyikapi hal tersebut secara positif," tegasnya.
Bahkan mengenai kerugian yang akan diterima Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) dengan kondisi ini, Odi menegaskan ketidaktakutannya terhadap hal yang akan menimpa usahanya tersebut. Seperti kenaikan harga yang akan membuat berkurangnya konsumen.
"Kenapa harus takut untuk harga naik. Kalaupun naik kan tidak hanya Coffee Toffee yang merasakan pembatasan tersebut. Kita bermain di dunia yang sama, kalaupun terjadi di coffee toffee maka akan terjadi juga di perusahaan yang lain. Maka saatnya menunjukkan kompetitif kita di bidang ini, saya merasa lebih suka," jelasnya.
Kedepannya Coffee Toffee yang sudah berdiri dari tahun 2006 ini berencana untuk tahun 2012 akan lebih fokus pada pengembangan gerai milik sendiri. "Kedepannya gerai dengan pola kemitraan ataupun franchise akan dibatasi dan kita akan mulai melakukan ekspansi. Kita targetkan akan menambah sekitar 10 gerai milik sendiri di Surabaya, Malang, Jakarta Selatan dan Bogor," pungkasnya. (ank)
()