Imlek, ekonomi Sibolga lumpuh

Senin, 23 Januari 2012 - 18:38 WIB
Imlek, ekonomi Sibolga lumpuh
Imlek, ekonomi Sibolga lumpuh
A A A
Sindonews.com – Tak bisa dipungkiri pengaruh keberadaan etnis Tionghoa di Sumatera Utara (Sumut) dalam membangun perekonomian. Hal ini terlihat dari perayaan Imlek yang jatuh pada 23 Januari 2012, suasana perkotaan khususnya di kota Sibolga benar–benar lumpuh dari sektor perdagangan.

Pantauan Koran Sindo, para pengusaha atau pemilik toko yang didominasi oleh etnis Tionghoa di kota Sibolga memilih tutup pada hari besar Imlek tersebut. Akibatnya, perdagangan benar–benar mati dan suasana kota lenggang.

Menurut informasi dari salah seorang warga Sibolga selaku etnis Tionghoa, Chi Min, 35, Imlek bagi etnis Tionghoa merupakan hari yang sangat spesial. Buktinya, perayaan tidak hanya dilakukan oleh Etnis Tionghoa yang beragama Budha, bagi Etnis Tionghoa yang beragama lainnya pun seperti Kristen dan lainnya turut merayakan Imlek ini.

“Soalnya ini merupakan kebudayaan leluhur yang tidak bisa dilepaskan begitu saja oleh semua etnis Tionghoa dimanapun berada,” katanya menjawab SINDO, Senin (23/1/2012).

Maka itu ungkap Chi Min, sebagai bentuk penghargaan terhadap leluhur di hari besar Imlek ini, para etnis Tionghoa memilih tidak berusaha atau bekerja. Dan menikmatinya dengan cara bersilaturahmi dengan para kerabat atau pergi berekreasi ke tempat lain. “Namun sebelumnya, kita menggelar sembahyang terlebih dahulu,” paparnya.

Di tempat terpisah, Lili,45, pengusaha warnet di jalan Ahmad Yani, Kota Sibolga mengatakan perayaan Imlek sebenarnya dikhususnya untuk agama tertentu saja yakni Budha.

Mereka selaku etnis Tionghoa beragama Kristen Katolik, secara harfiah tidak harus mengikuti perayaan itu. Namun, karena mengingat leluhur ditambah bakal tidak ada saudara atau kerabat yang datang, mereka terpaksa mengikuti perayaan Imlek.

“Kalau kita Etnis Tionghoa Kristen merayakan Natal, saudara–saudara kita etnis Tionghoa yang beragama Budha kemungkinan tidak akan datang bersilaturahmi karena tidak mengetahui,” katanya.

Maka itu katanya, mau tidak mau, Etnis Tionghoa yang tidak beragama Budha terpaksa turut menghormati Imlek dengan tidak membuka usaha. Terlebih leluhur Etnis Tionghoa yang beragama lain juga berasal dari leluhur beragama Budha.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5255 seconds (0.1#10.140)