7 investor tertarik buat Esemka

Rabu, 25 Januari 2012 - 19:22 WIB
7 investor tertarik buat Esemka
7 investor tertarik buat Esemka
A A A
Sindonews.com - Walikota Solo Joko Widodo atau yang lebih dikenal Jokowi mengatakan, sudah ada tujuh investor yang tertarik untuk mengembangkan mobil Kiat Esemka.

Dia juga menambahkan modal yang dibutuhkan untuk memproduksi 300 unit mobil Kiat Esemka adalah sekira Rp50 miliar.

"Dana itu akan digunakan untuk membangun pabrik di atas lahan seluas 6.000 meter persegi dan sarana pendukung peralatan lainnya. Untuk modal awal butuh Rp40 miliar. Jadi total Rp90 miliar,” ungkapnya, di Jakarta, Rabu (25/1/2012).

Sementara, Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan Nasional Joko Sutrisno mengatakan, mobil nasional (mobnas) bisa diproduksi secara massal pada tahun depan. Kemudian, lanjutnya, dia berharap program mobnas bisa sukses dalam tiga tahun mendatang.

Dia menambahkan, produsen mobnas nantinya harus diawasi secara serius oleh pemerintah. "Masalah eksistensi perlu dapat pengawasan serius. Kami dukung dan pantau mobnas supaya bisa hadir di jalan seperti layaknya mobil lain," kata Joko.

Untuk itu, kata dia, mulai saat ini harus dilakukan sejumlah penyempurnaan, seperti desain, local vendor, dan sejumlah perijinan.

Terkait harga mobnas, anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Demokrat Ferrari Roemawi menjelaskan, sebaiknya tidak dipatok terlalu murah.

"Kalau kelasnya bagus maka wajar untuk mahal. Itu sesuai kelasnya masing-masing. Jangan dari awal mobnas berarti mobil murah karena akan merusak pasar mobnas. Bukan hanya sekadar mengantar dari satu tempat ke tempat lain. Tapi ada pride-nya," kata Ferrari.

Kementerian BUMN, kata dia sebaiknya memberikan bantuan dari sisi teknis. Jadi, kata dia, tidak perlu menjadi produsen mobnas. Sebaiknya, lanjutnya, BUMN memproduksi kendaraan alutsista.

"Tugas pemerintah siapkan tenaga kerja untuk arahkan dukung automotif nasional. Tak perlu industrinya. Kalau memang bagus, maka pemerintah akan ikut. Lebih baik kemudahan diberikan kepada swasta. Pemerintah tidak perlu ikut campur produksi mobil. Supaya industri swasta nyaman dan bisa bersaing dengan kendaraan impor," pungkasnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4982 seconds (0.1#10.140)