Bill Gates soroti investasi sektor pertanian

Jum'at, 27 Januari 2012 - 10:23 WIB
Bill Gates soroti investasi sektor pertanian
Bill Gates soroti investasi sektor pertanian
A A A


Sindonews.com - Isu seputar teknologi informasi bagi pendiri Microsoft, Bill Gates, bukanlah hal asing dalam aktivitasnya sehari-hari. Namun, jauh dari bisnisnya selama ini, orang terkaya nomor dua di dunia itu ternyata menaruh perhatian yang besar di sektor pertanian.

Kepedulian Gates terlihat saat dia diwawancara oleh salah satu stasiun televisi di Brussels, Belgia, Selasa (24/1) lalu. Pada kesempatan itu Gates dengan gamblang menyatakan, saat ini dunia perlu meningkatkan belanja sektor pertanian dengan besaran minimal dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Menurutnya, belanja tersebut harus dialokasikan untuk penelitian guna menghasilkan produk pangan berkualitas dan bermanfaat bagi satu miliar orang yang kini berhadapan dengan risiko kelaparan.

Dalam wawancara yang dilakukan sehari sebelum terbang ke Davos untuk mengikuti Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) itu,Gates juga mengatakan bahwa dirinya memberikan perhatian sepenuhnya pada masalah penghematan di Eropa.

Pria kelahiran 57 tahun silam itu berpendapat, penghematan tersebut bisa mengurangi bantuan dari negara maju dalam upaya memerangi kelaparan, kemiskinan, dan pencegahan penyakit. Untuk itu dia menyarankan, meski para pembuat kebijakan di negara-negara kaya kesulitan karena anjloknya perekonomian, saat ini adalah waktu yang tepat berinvestasi di bidang riset dan pengembangan.

”Dampak terbesar krisis di negara maju dan kaya akan menyebabkan segala jenis bantuan dikurangi, termasuk hibah dalam program penanggulangan penyakit di negara miskin,” ujar Gates seperti dikutip Reuters di Brussels, Selasa lalu.

Merujuk pada sebuah hasil penelitian di sektor pertanian, Gates mengatakan bahwa dirinya sangat terkejut saat mengetahui belanja untuk penelitian pangan hanya sebesar USD3 miliar per tahun. Jumlah tersebut menurutnya jauh dari memadai dan seharusnya dinaikkan minimal dua kali lipat, dengan melibatkan sektor swasta dalam berinvestasi.

”Kapitalisme selalu memiliki tantangan jika penelitian tidak didanai dengan baik sebagaimana seharusnya,” kata pemilik kekayaan sebesar USD65 miliar.

Faktor-faktor itulah, kata Gates, yang menjadi landasan mengapa penelitian dasar seperti medis dan pertanian terus didanai oleh pemerintah. Sekadar diketahui, selama ini Pemerintah Eropa memang menjadi negara yang paling dermawan dalam menyediakan bantuan sektor pangan kepada negara-negara di dunia lain. Namun, dengan kondisi ekonomi yang masih dibayangi krisis utang, tidak ada jaminan yang menyatakan bakal dilanjutkannya berbagai program bantuan ke negara miskin.

Eropa sebelumnya memang menargetkan peningkatan dana bantuan sosial dan kesehatan sebesar 0,7% dari produk domestik bruto pada 2015. Namun, beberapa negara yang kini masih terbelit utang seperti Italia diperkirakan tidak ikut terlibat untuk mencapai target tersebut.

”Jika Anda tidak memiliki dana dalam sistem pertanian, Anda akan meninggalkan miliaran orang yang terbangun di pagi hari tanpa pangan yang cukup. Uang (investasi) ini akan bermanfaat dibandingkan dengan pengeluaran pemerintah yang lain,” kata miliuner yang juga mengelola sebuah yayasan amal bersama istrinya, Melinda.
Pada ajang WEF, Gates juga mengumumkan pemberian sumbangan senilai USD750 juta untuk memerangi penyakit AIDS, TBC dan malaria.

Para miliuner di dunia, termasuk Gates, menjadi perhatian penyelenggara WEF karena dinilai turut memicu hadirnya kapitalisme dalam perekonomian global.

Pekan lalu WEF menyatakan akan merombak ulang definisi kapitalisme gaya baru dengan menitikberatkan pada tanggung jawab sosial. Agenda tersebut disampaikan langsung oleh pendiri WEF Klaus Schwab setelah melihat adanya ketimpangan yang sangat besar antara kaum ekonomi lemah dengan para miliuner dunia.

Gates sendiri berpendapat, kapitalisme justru telah menjalankan tugasnya secara fantastis. Menurutnya, jika dibandingkan dengan 300 tahun silam dengan saat ini, terlihat perbedaan yang sangat mencolok dalam hal perekonomian.

”Anda harus jelas mengatakan bahwa kapitalisme adalah salah satu unsur yang datang ke dalam pemahaman ilmiah, pengurangan kekerasan, dan kami memiliki beberapa pemahaman yang cukup dramatis karena kapitalisme juga dapat menyediakan makanan dan akses ke informasi,” katanya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5170 seconds (0.1#10.140)