ExxonMobil sanggup naikkan produksi Blok Cepu
A
A
A
Sindonews.com – Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan ExxonMobil telah menyetujui untuk menaikkan produksi minyak dari Blok Cepu menjadi sebesar 27 ribu barel per hari (bph).
“Teknisnya sudah diterima. Mereka sudah sanggup, malah bisa sampai 27 ribu bph dari permintaan kami 25 ribu bph,” ujar Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini yang ditemui dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Kamis (2/2/2012).
Saat ini, dirinya menjelaskan pihak ExxonMobil tengah memulai tahap desain rinci (front end engineering design atau FEED). Tahap selanjutnya Exxon akan melaksanakan lelang pengadaan dan memperkirakan kapan produksi minyak tambahan tersebut mulai mengalir. “Kapannya ini yang belum ketemu,” singkatnya.
Rudi berharap tambahan produksi minyak dari Blok Cepu ini bisa diperoleh pertengahan tahun ini.
Sebagai Informasi, BP Migas telah meminta Mobil Cepu Limited yang merupakan anak usaha ExxonMobil sekaligus operator Blok Cepu untuk menaikkan produksi dari fasilitas produksi awal (early production facility) menjadi 25 ribu bph sejak tahun lalu. Berdasarkan kajian teknis BP Migas, secara teknis sumur tersebut bisa menghasilkan minyak hingga 37 ribu bph.
ExxonMobil melalui Mobil Cepu Limited memilik bagian di Blok Cepu sebesar 45 persen. Sementara Pertamina menguasai 45 persen dan sisanya sebesar 10 persen dipegang oleh konsorsium BUMD. Di blok ini, Mobil Cepu Limited juga menjadi operator blok.
Mobil Cepu Limited memulai produksi Banyu Urip sejak akhir 2008. Fasilitas produksi awal (early production facility atau EPF) berkapasitas 20 ribu bph tersebut dimulai sejak 2009 lalu.
Fasilitas ini diklaim Exxon telah membantu pencapaian target produksi pemerintah Indonesia melalui pengembangan sumber daya minyak dan gas bumi Blok Cepu yang aman dan dapat diandalkan. Namun, fasilitas tersebut terpisah dari rencana produksi puncak Blok Cepu sebesar 165 ribu barel per hari mulai 2014.
“Teknisnya sudah diterima. Mereka sudah sanggup, malah bisa sampai 27 ribu bph dari permintaan kami 25 ribu bph,” ujar Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini yang ditemui dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Kamis (2/2/2012).
Saat ini, dirinya menjelaskan pihak ExxonMobil tengah memulai tahap desain rinci (front end engineering design atau FEED). Tahap selanjutnya Exxon akan melaksanakan lelang pengadaan dan memperkirakan kapan produksi minyak tambahan tersebut mulai mengalir. “Kapannya ini yang belum ketemu,” singkatnya.
Rudi berharap tambahan produksi minyak dari Blok Cepu ini bisa diperoleh pertengahan tahun ini.
Sebagai Informasi, BP Migas telah meminta Mobil Cepu Limited yang merupakan anak usaha ExxonMobil sekaligus operator Blok Cepu untuk menaikkan produksi dari fasilitas produksi awal (early production facility) menjadi 25 ribu bph sejak tahun lalu. Berdasarkan kajian teknis BP Migas, secara teknis sumur tersebut bisa menghasilkan minyak hingga 37 ribu bph.
ExxonMobil melalui Mobil Cepu Limited memilik bagian di Blok Cepu sebesar 45 persen. Sementara Pertamina menguasai 45 persen dan sisanya sebesar 10 persen dipegang oleh konsorsium BUMD. Di blok ini, Mobil Cepu Limited juga menjadi operator blok.
Mobil Cepu Limited memulai produksi Banyu Urip sejak akhir 2008. Fasilitas produksi awal (early production facility atau EPF) berkapasitas 20 ribu bph tersebut dimulai sejak 2009 lalu.
Fasilitas ini diklaim Exxon telah membantu pencapaian target produksi pemerintah Indonesia melalui pengembangan sumber daya minyak dan gas bumi Blok Cepu yang aman dan dapat diandalkan. Namun, fasilitas tersebut terpisah dari rencana produksi puncak Blok Cepu sebesar 165 ribu barel per hari mulai 2014.
()