American Airlines pangkas 13.000 karyawan

Jum'at, 03 Februari 2012 - 09:13 WIB
American Airlines pangkas...
American Airlines pangkas 13.000 karyawan
A A A
Sindonews.com - American Airlines (AA) akan memangkas 13 ribu karyawan atau sekitar 15 persen dari tenaga kerja dan melakukan pemotongan biaya 20 persen agar tetap bertahan dari kebangkrutan.

AMR Corporation selaku induk AA menyatakan, pemotongan biaya 20 persen dilakukan sebagai upaya mengurangi pengeluaran sebesar USD2 miliar sehingga dapat meningkatkan pendapatan USD1 miliar per tahun.

Chief Executive Officer (CEO) AMR Corp Tom Horton mengatakan, semua pengeluaran tersebut termasuk anggaran untuk manajemen. Menurutnya, penghematan dari masing-masing kelompok kerja akan dicapai dan akan mengalami penurunan persentase yang sama.

Dia menambahkan, maskapai penerbangan saingan sebelumnya telah menggunakan proses restrukturisasi untuk merombak perusahaan agar menjadi lebih kompetitif dalam setiap aspek bisnisnya. Secara terperinci, pengurangan karyawan sebanyak 13 ribu orang itu termasuk 1.400 manajemen dan staf pendukung, 400 pilot, 2.300 pramugari, 4.600 pekerja pemeliharaan, dan 4.200 karyawan layanan armada.

Menurut Horton, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi AA untuk bergerak maju. Untuk itu, maskapai penerbangan tersebut akan menggunakan proses restrukturisasi guna membuat perubahan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan.

“AA juga akan memangkas biaya yang terkait dengan karyawan sebesar USD1,25 miliar per tahun. Sebagai gantinya, AA menawarkan rencana pembagian keuntungan sebesar 15 persen dari semua pendapatan sebelum pajak,” ujarnya dalam pernyataan resmi dikutip AFP, kemarin.

Dia menambahkan, pemotongan biaya tersebut akan mencakup restrukturisasi utang, sewa pesawat, perbaikan landasan pesawat tua,dan mengubah kontrak tenaga kerja. Selain itu, AA akan meningkatkan layanan di lima pasar utama AS sebesar 20 persen selama lima tahun ke depan yakni di Dallas/Forth Worth, Chicago, Miami, Los Angeles, dan New York.

BBC melaporkan, sebanyak 88 ribu tenaga kerja yang diwakili oleh tiga serikat buruh utama menentang perubahan tersebut. Tetapi, pihak AMR menyatakan akan memulai negosiasi. Perusahaan meminta persetujuan serikat buruh untuk menghentikan rencana pensiun tradisional yang membayar sejumlah kompensasi kepada 130 ribu karyawan dan pensiunan serta menggantinya dengan rekening pensiun. “Perusahaan telah meminta terlalu banyak dari tenaga kerja,” tegas Presiden Serikat Pekerja Transportasi James Little.

Dia mengklaim, kemungkinan AMR mencoba memindahkan pekerjaan ke luar negeri atau subkontrak kerja ke pihak ketiga di luar negeri. AMR mengalami kerugian USD884 juta dalam sembilan bulan pertama 2011 dan sebesar USD904 juta pada Desember lalu. Total kerugian perusahaan tersebut lebih dari USD11 miliar sejak 2011. Analis meyakini, prioritas utama perusahaan adalah untuk menyelaraskan biaya tenaga kerja, terutama dari serikat buruh dengan perusahaan saingan sehingga kebijakan memangkas ribuan karyawan diharapkan memotong uang pensiun.

“Pihak AMR telah membuat rencana yang sama. AMR juga telah membuat kebijakan itu jauh sebelum kebangkrutan dengan tim manajemen yang sama sehingga dapat terlihat perusahaan masih meyakini kendala utama adalah masalah tenaga kerja,” ungkap analis senior Gimme Credit, Vicki Bryan.

Sekadar diketahui, AMR yang mempekerjakan hampir 88.500 karyawan di seluruh dunia telah mengajukan perlindungan kepailitan pada 29 November 2011 lalu. Status tersebut memungkinkan AMR memangkas beban utang dan restrukturisasi dengan hukum yang lebih fleksibel sebagai modal menegosiasi ulang dan membatalkan kontrak kerja.

Di bagian lain,perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca kemarin mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 7.300 karyawan dalam dua tahun ke depan. Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya restrukturisasi guna menghemat pengeluaran sebesar USD1,6 miliar per tahun.

PHK tersebut merupakan bagian dari program pengurangan tenaga kerja sebanyak 9.000 karyawan yang dilakukan sejak 2010 lalu. Saat ini total pekerja Astra Zaneca sebanyak 61 ribu di seluruh dunia di mana 8.000 di antaranya berada di Inggris.

“Disiplin eksekusi dari strategi kami telah mengantarkan pada kinerja memuaskan pada 2011 meski ada tekanan harga dan kompetisi dari produk generik.Kami melihat,2012 akan lebih menantang,” kata Chief Executive Astra Zaneca David Brennan seperti dikutip BBC kemarin.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0591 seconds (0.1#10.140)