ICP bengkak, pemerintah didesak revisi APBN 2012

Jum'at, 03 Februari 2012 - 17:58 WIB
ICP bengkak, pemerintah didesak revisi APBN 2012
ICP bengkak, pemerintah didesak revisi APBN 2012
A A A


Sindonews.com - Pemerintah didesak untuk segera merevisi APBN 2012 mengenai harga Indonesia Crude Prize (ICP) yang saat ini mencapai USD115,91. Sedangkan harga ICP di APBN hanya USD90.

"Idealnya kita tunggu sampai tiga bulan karena tren harga minyak tidak bisa dilihat satu minggu atau satu bulan, kemudian kita juga harus amati di Selat Hormuz. Kemarin kan keinginan revisi APBN untuk harga BBM. Harga ICP ini bisa menjadi pertimbangan," ujar Anggota Komisi VII DPR RI Satya W. Yudha yang dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat (3/2/2012).

Menurutnya, harga minyak dunia bukan dihitung dari supply dan demand melainkan situasi geopolitik yang menjadi faktor penentu. "Kalau Selat Hormuz jadi diblok, itu kan tergantung Amerika dan sekutunya bagaimana. Bisa saja kemudian Amerika meminta sekutunya di Arab untuk menaikkan produksi," tegasnya,

Jadi, lanjut Satya, revisi APBN sebenarnya bisa dipercepat tetapi dari sisi keilmuan harus menunggu tiga bulan. "Bisa dipercepat sih, tetapi dari sisi keilmuan kalau melihat harga minyak harus tunggu tiga bulan. Tetapi kalau situasi dimana BBM perlu revisi harga, revisi APBN perlu dipercepat," jelasnya.

Sementara itu, Pengamat Perminyakan Pri Agung Rakhmanto mengatakan pemerintah perlu membahas harga ICP dalam APBN 2012 sekaligus untuk mengakomodir opsi kenaikan harga BBM dan memberikan fleksibilitas pembatasan BBM yang tidak harus ditetapkan per 1 April 2012.

"Kemungkinan stabil di kisaran itu (USD115), karena di satu sisi ada sentimen negatif karena krisis ekonomi global, di sisi lain ada ketegangan Iran-AS terkait Selat Hormuz. untuk ICP asumsinya sekitar USD100, tapi itu berarti akan mengubah postur APBN secara keseluruhan. APBN-P bulan ini, Februari," tegasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0604 seconds (0.1#10.140)