Pusat industri perikanan dialihkan ke Makassar

Minggu, 05 Februari 2012 - 14:58 WIB
Pusat industri perikanan dialihkan ke Makassar
Pusat industri perikanan dialihkan ke Makassar
A A A


Sindonews.com – Industri perikanan yang selama ini berpusat di Jawa dan Sumatera akan segera dipindahkan ke kawasan timur Indonesia, khususnya di Makassar. Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengungkapkan, pihaknya juga akan mendorong pengusaha di Jawa dan Sumatera agar hijrah ke Kawasan Timur Indonesia (KTI), khususnya di Makassar.

“Saya ingin mendorong industrui-industri ini lebih banyak dari hulunya dalam hal ini ikan tangkap. Mendorong pengusaha membangun industri di timur. Kita tahu bahwa yang bisa mendapatkan ikan lebih banyak di timur daripada di barat. Saya ingin mendorong pengusaha di Jawa maupun Sumatrea untuk hijrah ke timur antara lain di Makassar ini,” kata Sharif Cicip Sutardjo saat berkunjung ke Pelabuhan Rakyat Paotere Makassar, Sabtu 4 Februari 2012.

Dia mengakui, saat ini industri pengolahan hasil perikanan di wilayah barat kesulitan mendapatkan suplai bahan baku. Pengiriman bahan baku dari kawasan timur Indonesia terkendala transportasi.

Menurut dia, hasil perikanan tangkap kawasan timur Indonesia lebih melimpah. Olehnya, pihaknya berkomitmen mendorong pengusaha industri perikanan membangun ke wilayah timur.

“Kita harus realistis bahwa memang daerah timurlah yang mempunyai potensi untuk bisa meningkatkan potensi penangkapan di laut. Di barat lebih pada budi daya,” kata menteri yang baru menjabat tiba bulan menggantikan Fadel Muhammad.

Dia mengatakan, sebagai langkah awal akan dilaksanakan business summit untuk sektor perikanan pada November mendatang. KKP akan mengundang investor untuk melihat potensi perikanan yang ada di kawasan timur Indonesia, khusunya ikan tangkap.

“Akhir tahun atau November kita akan laksanakan business summit untuk perikanan dan kelautan,” kata Cicip.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menyatakan siap mendukung kebijakan KKP dalam upaya meningkatkan hasil perikanan dan kelautan di daerah ini, khususnya dalam industri pengolahan perikanan.

Menurut dia, pemusatan industri perikanan di Sulsel akan berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan nelayan. Sebab, pengolahan hasil tangkapan nelayan bisa lebih maksimal sehingga tidak hanya dikirim ke Jawa dan Sumatera. Namun, juga ekspor ke luar negeri sebagaimana yang telah dilakukan oleh Pemprov Sulsel selama ini. “Meningkatkan ekspor ikan ke luar negeri, selain dikirim ke Jawa,” kata dia.

Kata Syahrul, Sulsel yang memiliki garis pantai sepanjang 1.937 kilometer sangat berpotensi dalam meningkatkan potensi industri perikanan. Bukan hanya ikan tangkap namun juga ikan budi daya. Bahkan, dalam dua tahun terkahir terjadi tren peningkatan hasil tangkapan nelayan dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 3,4 triliun.

Dia menyebutkan, potensi produksi ikan tangkap di daerah ini mencapai 900 ribu ton. Selain ikan tangkap, Pemprov Sulsel juga terus berupaya meningkatkan produksi udang yang ditargetkan mencapai 33 ribu ton pada tahun ini yang saat ini masih 26 ribu ton. Hanya, kata dia masih butuh sentuhan teknologi.

Pada kesempatan ini, Sharif Cicip Sutardjo memberikan bantuan kepada Pemprov Sulsel untuk pengembangan sektor perikanan dan kelautan di daerah ini. Total bantuan yang diserahkan yakni Rp 120 miliar.

Hadir dalam seremoni tersebut Ketua DPRD Sulsel yang juga politisi Golkar Moh Roem, Wakil Wali Kota Makassar Supomo Guntur, beberapa pejabat Pemprov, serta sejumlah pengurus Partai Golkar Sulsel. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7647 seconds (0.1#10.140)