Penyerapan bahan baku rotan naik 25%
A
A
A
Sindonews.com - Penyerapan bahan baku rotan diperkirakan akan mencapai 70 ribu ton pada tahun ini. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun lalu yang sebesar 56 ribu ton. Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Benny Wahyudi mengatakan, bahan baku rotan mampu diserap oleh sentra industri furniture di Jawa dan luar Jawa.
Lebih lanjut Benny mengatakan, kebutuhan bahan baku rotan untuk industri furniture rotan di dalam negeri mencapai 5.500 ton per bulan.
Dalam rangka mendukung program hilirisasi industri agro khususnya dalam pengembangan industri furniture berbahan baku rotan, Kemenperin telah menetapkan road map pengembangan klaster industri furniture 2012-2016 sebagai upaya untuk menjaga ketersediaan bahan baku rotan sekaligus menjaga pemanfaatan rotan secara berkesinambungan bagi industri furniture berbahan baku rotan.
Penetapan road map tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 90/M-IND/PER/11/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 119/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan.
Adapun program atau rencana aksi pengembangan klaster industri furniture dimaksud terbagi dalam tiga program utama, yaitu program penyelamatan (rescue) untuk jangka pendek (tahun 2012), program untuk jangka menengah (tahun 2013-2014), dan program pertumbuhan yang program pemulihan (recovery) untuk jangka menengah (tahun 2013-2014), dan program pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable growth) untuk jangka panjang (tahun 2015 dan seterusnya).
Sementara, Direktur Komersial II PT Sucofindo (Persero) Hidayat Hardian mengatakan, setelah Sucofindo melakukan verifikasi terkait penelurusan teknis barang sebelum muat barang, diketahui volume ekspor furniture rotan di bulan Januari 2012 adalah sebesar 1.222 kontainer.
Jumlah permintaan LS (Laporan Surveyor) yang tercatat sejauh ini adalah 151 permintaan. Adapun sebanyak 132 permintaan sudah diekeskusi, 60 permintaan sudah sampai di pelabuhan bongkar, dan 72 diantaranya sudah dalam proses pengapalan.
“Kalau ditotal volume bahan baku rotan di pelabuhan muat mencapai 2.848 ton,” kata Hidayat di Jakarta, Selasa (7/2/2012).
Setiap bahan baku rotan yang diperdagangkan antar pulau maupun produk rotan yang akan diekspor terlebih dahulu harus lolos verifikasi. Adapun hasil verifikasi tersebut akan berbentuk Laporan Surveyor (LS).
“Untuk permintaan verifikasi bahan baku antar pulau, dari total 151 permintaan sampai dengan tanggal 31 Januari 2012, sebanyak 121 permintaan berasal dari pelabuhan di Banjarmasin (Kalimantan Selatan), lima permintaan dari Palu (Sulawesi Tengah), dan enam permintaan dari Makassar (Sulawesi Selatan),” jelasnya.
Lebih lanjut Benny mengatakan, kebutuhan bahan baku rotan untuk industri furniture rotan di dalam negeri mencapai 5.500 ton per bulan.
Dalam rangka mendukung program hilirisasi industri agro khususnya dalam pengembangan industri furniture berbahan baku rotan, Kemenperin telah menetapkan road map pengembangan klaster industri furniture 2012-2016 sebagai upaya untuk menjaga ketersediaan bahan baku rotan sekaligus menjaga pemanfaatan rotan secara berkesinambungan bagi industri furniture berbahan baku rotan.
Penetapan road map tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 90/M-IND/PER/11/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 119/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan.
Adapun program atau rencana aksi pengembangan klaster industri furniture dimaksud terbagi dalam tiga program utama, yaitu program penyelamatan (rescue) untuk jangka pendek (tahun 2012), program untuk jangka menengah (tahun 2013-2014), dan program pertumbuhan yang program pemulihan (recovery) untuk jangka menengah (tahun 2013-2014), dan program pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable growth) untuk jangka panjang (tahun 2015 dan seterusnya).
Sementara, Direktur Komersial II PT Sucofindo (Persero) Hidayat Hardian mengatakan, setelah Sucofindo melakukan verifikasi terkait penelurusan teknis barang sebelum muat barang, diketahui volume ekspor furniture rotan di bulan Januari 2012 adalah sebesar 1.222 kontainer.
Jumlah permintaan LS (Laporan Surveyor) yang tercatat sejauh ini adalah 151 permintaan. Adapun sebanyak 132 permintaan sudah diekeskusi, 60 permintaan sudah sampai di pelabuhan bongkar, dan 72 diantaranya sudah dalam proses pengapalan.
“Kalau ditotal volume bahan baku rotan di pelabuhan muat mencapai 2.848 ton,” kata Hidayat di Jakarta, Selasa (7/2/2012).
Setiap bahan baku rotan yang diperdagangkan antar pulau maupun produk rotan yang akan diekspor terlebih dahulu harus lolos verifikasi. Adapun hasil verifikasi tersebut akan berbentuk Laporan Surveyor (LS).
“Untuk permintaan verifikasi bahan baku antar pulau, dari total 151 permintaan sampai dengan tanggal 31 Januari 2012, sebanyak 121 permintaan berasal dari pelabuhan di Banjarmasin (Kalimantan Selatan), lima permintaan dari Palu (Sulawesi Tengah), dan enam permintaan dari Makassar (Sulawesi Selatan),” jelasnya.
()