Istana geram pembatasan BBM dikaitkan pesawat kepresidenan
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah tengah mengkaji pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM), salah satu opsinya adalah mencabut subsidi BBM dengan menaikan harga BBM, mengalihkan ke Bahan Bakar Gas (BBG) atau dialihkan menggunakan Pertamax.
Disatu sisi pemerintah akan mencabut subsidi BBM, namun disisi lain pemerintah bersikukuh membeli pesawat khusus kepresidenan senilai Rp910 miliar.
Menanggapi hal itu Sekretaris Kementrian Sekretariat Negara Lambok Nahatan geram. Menurutnya setiap kebijakan pemerintah tidak boleh dibanding-bandingkan.
"Kalau membanding-bandingkan satu sama lain akan seperti lingkaran setan, terus-terusan keluar uang. Kebutuhan ada yang selalu bersama-sama. Jangan juga dibangun persepsi seolah-olah karena beli ini (pesawat) subsidi BBM dihapuskan. Tidak dikaitkan dengan subsidi ini," ujar Lambok dalam jumpa pers di kantor Kementrian Sekretariat Negara, Kamis (9/2/2012).
Lambok menjelaskan bahwa pesawat kepresidenan seharga Rp910 miliar tersebut tidak semewah yang diberitakan. "Dirancang sederhana sebenarnya. Tidak seperti yang dibayangkan super lux seperti pesawat pribadi orang kaya terkenal," katanya.
Lagipula, sambung Lambok, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono hanya menikmati pesawat tersebut selama satu tahun empat bulan saja.
"Sebenernya yang akan menikmati presiden berikutnya. Agustus 2013 datang pesawat dan Oktober 2014 Presiden SBY sudah tidak menjabat, hanya satu tahun 4 bulan menikmati. Presiden berikutnya yang menikmati," paparnya.
Dia menegaskan pembelian pesawat itu bukan karena ambisi Presiden. "Seolah-olah ambisinya SBY dan Wapres (Boediono)," katanya. (bro)
()