Angkasa Pura I siapkan tender ATFM

Jum'at, 10 Februari 2012 - 09:11 WIB
Angkasa Pura I siapkan tender ATFM
Angkasa Pura I siapkan tender ATFM
A A A
Sindonews.com – PT Angkasa Pura I (Persero) akan membuka tender pembangunan sistem pengatur lalu lintas penerbangan atau Air Traffic Flow Management (ATFM) terbaru pada Juni 2012 dengan investasi sebesar Rp45 miliar.

Sistem pengatur lalu lintas penerbangan ini diberi nama Flight Plan and Flow Management Centre (Flipmac) yang mulai dipasang untuk tahap pertama pada akhir tahun ini.

Asisten Deputi Jaminan Kualitas Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan AP I Riza Fahmi mengatakan, untuk pemasangan sistem Flipmac tahap pertama ini, AP I menganggarkan dana Rp35-45 miliar.

Anggaran ini hanya untuk tahap pertama, dari pembangunan yang terdiri dari tiga tahap. ”Pembangunan sistem Flipmac tahap pertama tersebut akan dimulai akhir tahun ini dan untuk itu kita akan mulai melakukan tender pengadaan pada Juni 2012,” kata Riza seusai acara lokakarya ATFM di Jakarta kemarin.

Dia menambahkan, untuk pembangunan Flipmac tahap pertama akan dipasang peralatan manajemen kedatangan (arrival management) pesawat di Bandara Juanda,Surabaya.

Ditarget pembangunan dimulai akhir 2012 dan dapat beroperasi pada pertengahan 2013. Untuk pembangunan tahap kedua, lanjut Riza, akan dibangun pre-technical yakni yang akan mengatur kecepatan, ketinggian,dan pengaturan keterlambatan pesawat maksimal hanya tiga menit.

“Dengan adanya sistem pretechnical ini, akan memberi toleransi keterlambatan terbang pesawat maksimal tiga menit. Bagi pesawat yang sudah lebih dahulu delay, akan menunggu diberangkatkan setelah ada selot kosong.Dengan demikian akan menjadi sanksi bagi maskapai yang sering delay, mereka akan lebih lama terbangnya,” kata Riza.

Selain itu, lanjut Riza, sistem ini juga dapat mengurangi pemborosan bahan bakar pesawat. Hal ini, tegas dia, berdampak positif bagi lingkungan karena dapat mengurangi emisi karbon hingga 100 ribu kg per tahun. Pemasangan sistem ini akan dimulai pada akhir 2013 dan mulai dipakai pada pertengahan 2014.

Tahap ketiga, lanjut Riza, yakni pemasangan alat strategic phase atau tahap strategis. Dengan alat ini akan meminimalisasi pesawat menunggu di udara untuk mendarat. Pembangunan akan selesai pada 2014. Dengan demikian, alat tersebut juga bisa langsung digunakan tahun itu juga. Riza menargetkan sistem Flipmac ini akan menjadi pusat ATFM Nasional untuk ke depan.

Namun, saat ini hanya digunakan untuk empat bandara di bawah naungan AP I yakni Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Ngurah Rai (Bali), Bandara Sultan Hassanuddin (Makassar), dan Bandara Sepinggan (Balikpapan). Pusat sistem ini masih di Bandara Juanda yang akan mengatur ke bandara-bandara lainnya.

Pertimbangan pemasangan di Juanda,jelas Riza,karena penerbangan dari bandara ini merupakan jalur penerbangan terpadat kelima di dunia dan terpadat keempat di Asia- Pasifik dengan lalu lintas 300 pergerakan pesawat per hari.

“Kebanyakan penerbangan di Surabaya itu dari Jakarta atau 50 persen dari total pergerakan pesawat di Bandara Juanda. Dengan demikian, kami akan mengajak PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta Jakarta untuk turut bergabung,”tutur Riza.

Untuk mengajak bergabung AP II, lanjut Riza,pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan pihak pengelola Bandara Soekarno-Hatta. Menurutnya, sistem Flipmac milik AP I ini akan melengkapi sistem pengatur lalu lintas penerbangan Indonesia Slot Coordinator (IDSC) yang sudah terbentuk di areal Bandara Soekarno- Hatta.

“IDSC hanya mengatur selot, Flipmac ini lebih teknis di lapangan jadi akan lebih riil,”tutur Riza.

Direktur Operasi Lalu Lintas Udara AP I,Eddy Prasetyo mengungkapkan pembangunan Flipmac yang menjadi pusat ATFM nasional dapat mengurangi keterlambatan karena semua pergerakan pesawat dari mulai pengisian bahan bakar, bagasi, katering hingga start engine semua sudah dimonitor dan diberi batasan waktu.

“ATFM akan diberlakukan di kawasan Asia Pasifik seiring dengan konsep free flight yang dikembangkan National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan The Federal Aviation Administration (FAA),”kata Eddy
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4911 seconds (0.1#10.140)